Mohon tunggu...
Jati Kharisma Cendana
Jati Kharisma Cendana Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Seminaris tingkat nol

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Pengalaman Menjadi Seminaris di Medan Pratama

3 Oktober 2024   08:35 Diperbarui: 3 Oktober 2024   08:39 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Hai-hai, perkenalkan nama saya Jati Kharisma cendana, bisa anda panggil Jati. Saya pertama berdinamika sebagai seminaris medan pratama angkatan 113 pada tanggal 21 Juli 2024. Bukan hal mudah tinggal terpisah, jauh dari keluarga tanpa komunikasi selama masa karantina 42 hari pertama. Disitu Saya dan teman-teman saya (keluarga tambahan saya) diajak pertama-tama untuk kerasan dan mengenal lingkungan sekitar, tempat kami akan ber-formatio. Juga mengenal teman-teman baru yang datang dari berbagai daerah dengan budaya dan kebiasaan atau habitus-nya masing-masing.

Sewaktu masa karantina, kami dikenalkan gambaran bagaimana kami akan berdinamika. Kami belajar untuk saling peduli, saling memahami, dan saling mengajari. Kami tidak dapat menggunakan alat elektronik yang terhubung oleh internet, tidak diperkenankan juga untuk membawa gawai atau laptop. Kegiatan kami banyak diisi untuk mengolah dan mengembangkan kemampuan kami dengan 'tutor sebaya'. Kami saling berbagi pengetahuan dasar yang kami ketahui, saling memberi tahu supaya tahu, kemudian diterapkan, dipraktikkan supaya bisa. 

HOT (Hari Orang Tua) pada tanggal 1 September 2024, menjadi hari puncak atau target hari kami selama masa karantina. HOT kami jadikan semangat, motivasi kami dalam berlatih juga untuk menampilkan persembahan kami kepada para orang tua dan keluarga yang mendukung proses pematangan jalan panggilan kami. Hasil dinamika pertama kami, kami persembahkan kepada orang tua dan keluarga kami.

Saya sangat bersyukur atas dukungan keluarga saya. Setelah masa karantina ini, proses pematangan, penggodhokkan yang sesungguhnya baru saja dimulai. Selama keluarga saya mendukung, saya akan terus melangkah. "Nikmati, Syukuri dan Hidupi."

"We are not alone"

Semoga sharing singkat pengalaman saya ini dapat diambil hal baiknya. Terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun