Saya sering membaca unggahan di thread, sosial media yang dimiliki oleh Meta, bahwa menanyakan jika seseorang sudah bekerja atau belum adalah hal terlarang. Banyak yang menganggap bahwa pertanyaan ini sudah menyangkut ranah pribadi. Meskipun setiap orang berhak memiliki pendapat sendiri-sendiri, tetapi saya merasa pertanyaan semacam ini seharusnya tidak membuat seseorang sampai tersinggung. Toh, kita tidak dituntut untuk menjawabnya dengan spesifik, kita tidak dituntut menjawab dengan nama perusahaan, letak kantor, jabatan, ataupun gaji kita. Dijawab dengan kata 'sudah' itu pun cukup, untuk yang masih pengangguran tinggal dijawab dengan 'belum'. Siapa tahu, orang yang bertanya malah menawarkan pekerjaan, ya kan?
Pertanyaan 'sudah bekerja?' atau 'sudah kuliah' atau 'masih sekolah atau sudah bekerja?', sepertinya adalah basa basi paling umum yang terpikirkan oleh masyarakat, dan mereka juga sebetulnya tidak memerlukan jawaban sebenar-benarnya, hanya untuk membuka percakapan saja. It's common thing, tidak perlu diambil hati.Â
Sedikit cerita, awal bulan November ini saya melakukan solo travel ke Banyuwangi. Dari Jakarta hanya ada satu jadwal kereta menuju Banyuwangi, KA Blambangan Express berangkat dari stasiun Pasar Senen pukul 12:15 dan sampai di stasiun Banyuwangi Kota pukul 04:40 keesokan harinya. Di hari pertama saya berencana ke Taman Nasional Baluran naik Damri dari Taman Sri Tanjung yang menurut jadwal, berangkat jam delapan pagi. Setelah menitipkan gembolan di penginapan, saya mencari sarapan di Taman Sri Tanjung sambil menunggu Damri datang. Ada satu warung yang sudah buka di sana, kata Bapaknya warungnya ini buka 24 jam, jadi sambil menyantap indomie goreng telur dan mendengarkan lagu-lagu lawas, saya dan si Bapak warung ngobrol-ngobrol. Di tengah obrolan kami ini, terselip pertanyaan 'sudah kerja?' dari si Bapak, mungkin karena saya datang bukan di saat libur panjang dan penampilan juga sudah tidak mungkin dianggap sebagai anak kuliahan, maka yang ditanyakan adalah sudah bekerja atau belum. Saya pun menjawab dengan sudah, setelahnya si Bapak bertanya apakah saya sedang libur? Saya jawab sedang cuti, kemudian pembicaraan kami bergulir ke tempat-tempat wisata yang ada di Banyuwangi.Â
Bagaimana jika saya adalah orang yang sensian, dan menanggapi si Bapak dengan wajah jutek atau sambil bersungut-sungut? Pasti saya tidak mendapatkan informasi-informasi sekitaran tempat wisata terdekat. Memang, sih, segala informasi bisa kita dapat dari internet, tetapi yang tahu soal situasi terkini tetaplah warga setempat. Apalagi sebagai solo traveler kalau terjadi sesuatu yang bantu juga warga ysetempat, jadi dilarang keras punya sifat mudah tersinggung. Selama sebuah pertanyaan itu bisa kita jawab dengan tidak spesifik, munurut saya itu bukanlah hal yang harus membuat kita tersinggung. Benar, kan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H