Mohon tunggu...
Jaswanto Jahuddin SH
Jaswanto Jahuddin SH Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat

Jalan ini masih panjang banyak cita menunggu di depan untuk diraih semakin kau asingkan diriku semakin terpacu jiwaku trus melangkah

Selanjutnya

Tutup

Politik

Membela Penolakan TKA China dan Lunturnya Nurani Kita

20 Juni 2020   01:13 Diperbarui: 20 Juni 2020   01:12 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Koordinator Presidium Format Sultra, Jaswanto

Ketiga, Pemerintah berdalih menjaga harmonisasi pada investor asing di daerah, jika kita balik bertanya kepada pemerintah sejauh manakah harmonisasi investor menghargai tanah leluhur kami?

Mengutip pernyataan Wakil Gubernur Sultra, Lukman Abunawas dimedia, menyatakan masuknya TKA China mesti dibarengi dengan perhatian kepada masyarakat lokal. Menurutnya, perusahaan mesti tidak abai dengan kondisi sosial budaya masyarakat yang masih memegang teguh nilai religius dan leluhur.

"Jangan abaikan juga soal limbah perusahaan, apalagi posisi PT VDNI berada di dekat sungai Konaweha, sumber mata air penting bagi puluhan ribu warga sekitar perusahaan.

Kawasan mega industry Konawe yang digarap oleh perusahaan asal China PT VDNI dan PT OSS ibarat negeri sendiri walaupun secara de'facto keberadaan mereka berada di atas wilayah NKRI.

Upaya penindakan atas segala indikasi pelanggaran yang mereka lalukan negara ini terkesan tak berdaya menghadapi atas nama investasi mereka.

Genap setahun pasca penyegelan pada Juni 2019 lalu atas perambahan kawasan hutan secara ilegal yang dilakukan PT Obsidian Stainless Steel (OSS) kepolisian seolah tak berdaya mengungkap indikasi kejahatan lingkungan yang dilakukan perusahaan asal China itu, ini membuktikan negara kalah atas investasi mereka.

Uraian diatas hanya bagian terkecil dari sekian banyak problem keberadaan PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) dan PT Obsidian Stainless Steel (OSS) selama ini di Konawe.

Apakah nurani kita telah luntur sebagai negara besar berdaulat yang tak mampu lagi berdiri diatas kaki sendiri menghadapi tekanan investor asing, bukankah para pendahulu bangsa telah mengatakan Indonesia harus percaya diri dan berjuang dengan kemampuan sendiri.

Kalau alasan pemerintah mendatangkan TKA karena alasan pekerja indonesia belum memiliki skill seperti mereka, secara tidak langsung pemerintah sendirilah yang menghina kepercayaan diri bangsa ini.

Jika seperti ini maka selamanya kita hanya menjadi penonton dari euforia orang luar menikmati sumber daya alam daerah ini.

*Penulis adalah Koordinator Presidium Forum Pemerhati Tambang (Format) Sultra*

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun