Ketiga, Pemerintah berdalih menjaga harmonisasi pada investor asing di daerah, jika kita balik bertanya kepada pemerintah sejauh manakah harmonisasi investor menghargai tanah leluhur kami?
Mengutip pernyataan Wakil Gubernur Sultra, Lukman Abunawas dimedia, menyatakan masuknya TKA China mesti dibarengi dengan perhatian kepada masyarakat lokal. Menurutnya, perusahaan mesti tidak abai dengan kondisi sosial budaya masyarakat yang masih memegang teguh nilai religius dan leluhur.
"Jangan abaikan juga soal limbah perusahaan, apalagi posisi PT VDNI berada di dekat sungai Konaweha, sumber mata air penting bagi puluhan ribu warga sekitar perusahaan.
Kawasan mega industry Konawe yang digarap oleh perusahaan asal China PT VDNI dan PT OSS ibarat negeri sendiri walaupun secara de'facto keberadaan mereka berada di atas wilayah NKRI.
Upaya penindakan atas segala indikasi pelanggaran yang mereka lalukan negara ini terkesan tak berdaya menghadapi atas nama investasi mereka.
Genap setahun pasca penyegelan pada Juni 2019 lalu atas perambahan kawasan hutan secara ilegal yang dilakukan PT Obsidian Stainless Steel (OSS) kepolisian seolah tak berdaya mengungkap indikasi kejahatan lingkungan yang dilakukan perusahaan asal China itu, ini membuktikan negara kalah atas investasi mereka.
Uraian diatas hanya bagian terkecil dari sekian banyak problem keberadaan PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) dan PT Obsidian Stainless Steel (OSS) selama ini di Konawe.
Apakah nurani kita telah luntur sebagai negara besar berdaulat yang tak mampu lagi berdiri diatas kaki sendiri menghadapi tekanan investor asing, bukankah para pendahulu bangsa telah mengatakan Indonesia harus percaya diri dan berjuang dengan kemampuan sendiri.
Kalau alasan pemerintah mendatangkan TKA karena alasan pekerja indonesia belum memiliki skill seperti mereka, secara tidak langsung pemerintah sendirilah yang menghina kepercayaan diri bangsa ini.
Jika seperti ini maka selamanya kita hanya menjadi penonton dari euforia orang luar menikmati sumber daya alam daerah ini.
*Penulis adalah Koordinator Presidium Forum Pemerhati Tambang (Format) Sultra*