Mohon tunggu...
Boedi Julianto
Boedi Julianto Mohon Tunggu... wiraswasta -

Networker who like sharing and connecting to the people in Social Media. Penikmat sepak bola yang menjadi penjaga gawang di situs www.seaplant.net dan www.jasuda.net

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Opera Sabun Gayus

21 Januari 2011   16:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:19 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya tidak terlalu mengikuti  opera sabun berjudul Gayus dengan aktor figuran bernama Gayus Tambunan yang sangat terkenal di negeri ini. Seperti opera sabun lainnya yang telah lalu, pertunjukkannya tidak ada yang seru, membosankan dan selalu berujung antiklimak. Hanya secara kebetulan saja, saya kadang sempat melihat akting Gayus yang sangat berkelas.

Seperti biasa, opera sabun pasti ada kehebohan, kebohongan, perseteruan dan dramatisasi aktor yang terkadang tak masuk akal. Anehnya, aktor figuran selalu saja ditonjolkan sebagai pemeran utama, actor beken dan keren. Coba amati akting Gayus. Selama menjadi menjadi tersangka dan tahanan, Gayus mampu melarikan diri dan bertemu Satgas Mafia Hukum secara kebetulan di Singapore. Asyik menonton tenis di Bali dan lolos dari jeruji sel tahanan serta ketatnya imigrasi.  Menangis tersedu-sedu di persidangan. Melaporkan perilaku Satgas Mafia Hukum. Dan yang paling hebat membuat bingung para penegak hukum. Jelas sebuah akting yang patut diberikan piala Citra, demi melindungi citra aktor utama dan sutradaranya.

Opera sabun Gayus tak ubahnya dengan Golden Key, BLBI dan Century. Aromanya merebak mewangi seantero negeri. Jika penegak hukum bekerja profesional, jelas kerugian negara trilyunan rupiah dapat diselamatkan. Sayang wangi trilyunan rupiah telah membius oknum aparat hukum dan negara sehingga wanginya menguap dalam sekejap. Pemeran utama dan sutradara jelas tak pernah muncul. Sampai opera sabun berakhir, pemeran utama dan sutradara tak tersentuh hukum. Tak masuk akal bukan?

Kembali ke opera sabun Gayus, episode baru telah mulai. Nyanyian Gayus semakin merdu. Penonton yang duduk di kursi VVIP terpesona dan terkejut. Ternyata suara Gayus lebih merdu dari penyanyi lagu yang liriknya ditujukan padanya. Jelas saja, akting Gayus memang berkelas. Hasilnya Gayus  mendapatkan keringanan hukuman dari 20 tahun menjadi 7 tahun.

Kita tunggu saja apakah suara Gayus akan melengking lebih tinggi? Bisa saja Gayus dibebaskan jika bernyanyi lebih merdu. Mampukah Gayus mengajak aktor utama dan sutradaranya bernyanyi di pengadilan negeri? Seperti opera sabun yang telah lalu. Gayus tak akan mampu menyentuh mereka. Aparat penegak hukum saja tak mampu menembus kekebalan hukum aktor utama dan sutradara Golden Key, BLBI dan Century.

Seperti halnya wajah hukum negeri ini, aparat penegak hukum hanya mampu mengadili para pelanggar hukum kelas teri. Pelanggar hukum kelas kakap tak bisa disentuh. Kalaupun tersentuh, masih tebang pilih. Opera sabun Gayus, seperti operas sabun lainnya. Belum mencerminkan tegaknya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Masuk akal bukan?.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun