Mohon tunggu...
Jasperson Nainggolan
Jasperson Nainggolan Mohon Tunggu... -

Jasperson Nainggolan Was Here

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kalau Harga Minyak Dunia Dijadikan Tolak Ukur Kenaikan BBM

18 Juni 2013   01:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:51 1322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kenapa PEMERINTAH RI Tidak Berusaha Keras Untuk Menguatkan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar Amerika Serikat Kalau harga minyak dunia dijadikan tolak ukur kenaikan BBM??

Kaitannya Nilai tukar ini sudah jelas Yang Dijadikan Tolak Ukur Harga Minyak Dunia adalah dolar amerika dimana Minyak mentah Brent berada dikisaran harga 99,75 Dolar US per barel.


1 Barel Minyak = 158,9873 liter yang berarti harga 1 liter berada dikisaran 0,62 Dolar Amerika. Kalau dikurskan ke rupiah dengan kurs saat ini USD1=Rp9930 maka harga minyak mentah ini didunia perliternya berada diangka Rp6156 koma sekian.

Perhitungan tersebut adalah harga minyak mentah dunia yang belum diolah. Kalau sudah diolah tentu ada biaya produksinya lagi.

Kalau Saja Nilai Tukar Rupiah Saat ini berada diangka Rp4000 per dolar US, itu berarti harga minyak mentah dunia hanya Rp2480 koma sekian saja.

Faktanya, Data Yang Ada Menyebutkan Dari Era Sebelum Reformasi Ditahun 1997 Kebawah Nilai Tukar Rupiah berada dibawah angka Rp 4000 per 1 dolar AS.

Di Era Reformasi tahun 1998 sampai sekarang 2013 Rupiah Berada jauh Diatas Rp 4000 per 1 dolar AS (Lebih tepatnya dikisaran 8000an sampai 11.000an).

Kurun waktu 1998 ke 2013 itu sudah 15 tahun loh lamanya. Menyedihkan Sekali Dalam Kurun Waktu lebih dari 10 tahun Nilai Tukar Rupiah Tidak Mampu Kembali Ke angka dibawah Rp 4000 per 1 dolar AS.

Akhir Kata Di Pemilu 2014 Nanti Pilihlah Pemimpin Yang Berani Mundur Kalau Tidak Mampu Menguatkan Nilai Tukar Rupiah sebanyak 1000 poin setiap tahunnya, dengan begitu di masa 5 tahun mendatang terhitung sejak 2014 rupiah bisa berada diangka Rp 4 ribu sekian perdolar AS.

Permasalahannya Pasti Gak bakal ada Capres yang mau kontrak kerja begitu, Dan Indonesia pun akan tetap begini terus-terusan sampai kiamat datang atau sampai negara dijual ke negara asing dan ujung-ujungnya RAKYAT YANG JADI KORBAN.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun