Mohon tunggu...
William Klemens
William Klemens Mohon Tunggu... Ilustrator - A person who loves football

Football & sport enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Supremasi Taktik Pep Versus Sistem yang "Nggak Ngesistem"

8 November 2021   15:46 Diperbarui: 9 November 2021   20:05 948
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selebrasi para pemain Manchester City usai mencetak gol dalam pertandingan melawan Manchester United (Foto: Antara/Reuters/Craig Brough)

Dalam formasi ini, penulis seperti teringat dengan Andrea Pirlo di masa Conte masih melatih Juventus. Bruno bisa lebih mengontrol area tengah sebagai pengatur permainan dan ditopang dengan dua defensive midfielder. 

Yang menjadi problema bukanlah formasi yang diterapkan. Jika melawan tim asuhan pep dalam penguasaan bola, rasanya tidak ada satu tim pun di liga Inggris yang sanggup melawan. Bahkan Liverpool pun bermain sangat direct saat melawan City. Dengan 3-5-2 setidaknya lini tengah United ini bisa melawan karena jumlah pemain di area tengah yang berimbang. Penerapan taktik yang dilakukan United lah yang membuat mereka tidak mampu melawan Manchester City hingga akhir pertandingan. 

Para pemain seakan kebingungan akan dibagaimanakan bola ini agar bisa masuk ke gawang lawan. Jangankan gawang City, menembus pertahanannya saja sudah kelimpungan. kasihan Ronaldo yang tidak mendapat suplai dari teman - temannya. Ancaman Ronaldo hanya berasa di babak pertama sepanjang pertandingan. 

Itu pun hanya satu yang sempat di selamatkan oleh Ederson. Kembali lagi, United dibawah Ole sangat bergantung kepada skill individu dari para pemain. 

Saat dijaga ketat, para pemain terutama Shaw dan Fred hanya bisa berputar - putar karena tidak adanya pattern yang jelas untuk para pemain menyerang. Di sisi lain, kesalahan passing di kubu United juga kerap menghambat alur serangan mereka sendiri. 

Passing yang dibuat masing - masing tim di 1/2 area lawannya. (Source: Twitter.com/BetweenThePosts)
Passing yang dibuat masing - masing tim di 1/2 area lawannya. (Source: Twitter.com/BetweenThePosts)

Yang tadi adalah penyebab dari kubu MU. Jika melihat dari kacamata City, sulitnya MU dalam mengakses sepertiga akhir disebabkan oleh taktik recovery ball milik the Citizens yang luar biasa. 

Baik menyerang maupun bertahan, mereka tetap disiplin dan rapi dalam menjaga jarak antar pemain. Sehingga antar rekan bisa saling membuka ruang untuk dimanfaatkan. 

Saat bola terebut, karena positioning yang baik dilakukan para pemain City, bola bisa langsung di recover kembali oleh Jesus dan kawan - kawan. 

Ada beberapa momen saat dimana Mereka terebut, para pemain City bisa 2 sampai 3 orang yang langsung melakukan tekanan dan mendapatkan bolanya kembali. Kesigapan dan koneksi antar pemain City ini luar biasa. Setiap mereka melihat celah yang bagus: BANG!! langsung diumpan. 

Pemain City sendiri mengatakan kalau Pep menggunakan lini sayap sebagai area utama untuk mengacak2 defence MU dan berhasil. Hal ini memang tebukti ampuh dimana Pep memanfaatkan kelengahan dairi Shaw dan Wan-Bissaka di lini sayap. Alhasil, strategi counter attack dari United berakhir gagal total. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun