Meskipun City tetap menguasai lini tengah karena kekuatan sistem dari Guardiola, namun pemain City cukup kesulitan dalam melakukan penyerangan.Â
Setiap Gabrel Jesus memegang bola, ia selalu dikempung dengan 2 hingga 3 pemain Chelsea. Serangan dari lini sayap City juga kurang efektif akibat penjagaan ketat Chelsea yang juga melebar ke area sayap.
Akan tetapi penyerangan Chelsea melawan City inilah yang menjadi kendala untuk memenangkan pertandingan. Chelsea hanya mampu mencetak 5 shots dan semuanya off target. Ada 2 hal yang penulis lihat dalam mandulnya penyerangan Lukaku dan Werner:
- Dengan sistem 3-5-2, Chelsea hanya punya 2 Striker di depan dibanding sebelumnya yang punya 3 pemain depan. Ketika menyerang, wingback dan pemain tengah ini berperan penting sekali agar kombinasi serangan berjalan dengan mulus. Dalam permainan Spurs, Alonso dan Kovacic sering melakukan kombinasi di kiri. Dalam pertandingan ini, Werner maupun lukaku kurang mendapatkan support dari sayap maupun tengah di area lawan.
- karena kurangnya support dari lini tengah, Werner dan Lukaku cukup kesulitan untuk mengembangkan serangan. Mereka seringkali berada dalam situasi dimana mereka kalah jumlah. Pep menembatkan 3 pemain dibelakang untuk mengantisipasi serangan. Pada akhirnya serangan-serangan Chelsea cenderung hanya sebatas crossing dan Lukaku seringkali terkunci diantara 2 centreback.
Ddefense City juga solid untuk menjaga pertahanan mereka dari serangan balik Chelsea. Pada akhirnya baba pertama harus berakhir dengan skor kacamata.Â
Disamping itu, bagaimana Pep meracik strategi untuk membatasi pergerakan lini tengah Chelsea juga luar biasa. Ketika kehilangan bola City akan langsung menekan dengan dua tiga pemain yang membuat Chelsea kesulitan membangun serangan bahkan kehilangan bola sebelum sampai ke Werner atau Lukaku.
Pertandingan tidak begitu berbeda dibabak kedua hingga Gebriel Jesus mencetak gol di menit-53, mengalahkan 3 orang yang menjaganya. Dimulai dari Cancelo yang mengecoh satu pemain Chelsea, lalu mengoper ke Jesus yang berhasil memaanfaatkan sedikit celah yang terbuka untuk menendang.Â
Sebenarnya yang menjadi faktor penting gol ini bisa terjadi adalah ketika bola tendangan Jesus terdeflect mengenai bagian bawah kaki Jorginho sehingga bola bisa mengalir mulus ke bagian bawah kanan Mendy yang hanya bisa menatap gawangnya kebobolan. Skor 1-0 untuk City.
Ketinggalan 1-0, Tuchel mengambil risiko dengan mengganti Kante dengan Havertz dan mengubah formasinya menjadi 3-4-2-1.
Chelsea kelihatan lebih bisa menyerang dengan adanya tambahan penyerang, namun justru City malah bisa lebih menguasai pertanddingan dan bahkan hampir menambah gol lewat peluang besar yang didapatkan Grealish maupun Jesus. Beruntung, Chelsea bisa selamat dari gempuran City.
Melihat ini, Tuchel tidak tinggal diam. Ia memasukkan Loftus-Cheek sebagai DM menggantikan Jorginho.Â
Dan benar saja, perlahan, lini tengah mulai bisa diimbangi Chelsea kembali, ditambah City yang mulai bertahan di menit-menit akhir.Â