Gambar 1 Â Berbagai jenis jamur konsumsi
Sumber: klikdokter.com
Jamur merupakan suatu organisme yang dapat bertahan hidup pada berbagai kondisi lingkungan. Jamur sangat melekat pada organisme lain, karena jamur tidak dapat membuat makanannya sendiri (Valencia & Meitiniarti 2017). Pasti kalian sudah pernah mengonsumsi jamur bukan? Namun dari 14.000 spesies jamur yang telah ditemukan di dunia, hanya sekitar 3.000 jenis saja yang dapat dikonsumsi oleh manusia, sekitar 700 jenis dapat memberikan khasiat obat untuk manusia dan 1.400 jenis jamur yang beracun atau tidak dapat dikonsumsi oleh manusia (Widyastuti & Tjokrokusumo 2021). Siapa yang tidak mengenal jamur merang? Jamur merang atau Volvariella volveceae adalah salah satu jamur yang dapat dan aman untuk dikonsumsi oleh manusia (Tjokrokusumo 2008). Jamur merang dapat tumbuh pada iklim tropis dan subtropis. Jamur ini mempunyai volva yang sesuai dengan nama ilmiahnya yang berarti cawan dengan warna cokelat muda yang sebelumnya adalah selubung pembungkus tubuh saat masih menjadi stadia telur (Oktarina et al. 2011).
Sumber: idnmedis.com
Jamur merang merupakan salah satu jamur konsumsi yang sangat dimintati oleh masyarakat. Bahkan pada tahun 2015 kebutuhan jamur merang di Indonesia mencapai 17.500 ton per tahun (Suparti & Noris 2020). Budidaya jamur merang dapat dikatakan relatif mudah karena mempunyai waktu panen yang singkat yaitu sekitar 1 bulan hingga 3 bulan dan mempunyai bahan baku untuk budidaya yang relatif mudah didapat dan tidak membutuhkan lahan yang luas (Oktarina et al. 2011). Morfologi dari jamur merang adalah mempunyai tudung berdiameter 5-14 cm dan mempunyai bentuk seperti telur dengan permukaan kering, berwarna cokelat, bilah rapat-rapat, panjang tangkai 3-8 cm, dengan diameter tangkai 5-9 mm. Jamur ini biasa tumbuh pada suhu 30oC – 35oC. Umumnya budidaya jamur merang menggunakan suatu media tanam, media tersebut berfungsi untuk memberikan nutrisi untuk jamur tersebut. Jamur merang dapat tumbuh pada media arang sekam, Jerami, dan media campuran. Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi produktivitas dari jamur merang selain dari media sekamnya yaitu, suhu, kelembaban udara, oksigen, serta cahaya (Suparti & Noris 2020). Dan tentu saja jamur ini mengandung banyak sekali nutrisi yang bermanfaat untuk tubuh kita (Lestari et al. 2018).
Dalam 100 gr jamur merang mengandung 6,9 gr karbohidrat, 3,8 mg protein, 1,7 gr zat besi, 0,11 mg vitamin B1, 0,17 mg vitamin B2, 8,3 gr niasin, energi 39 kalori, 6 gr lemak, dan mineral yang terdiri atas 94 mg kalsium, 3 mg fosfor, 5 mg vitamin C5, dan asam amino esensial seperti isoleusin, leusin, lisin, dan valin. Karena kandungan nutrisi yang tinggi, jamur merang dapat memberikan berbagai manfaat untuk tubuh seperti, mencegah anemia atau kekurangan darah, anti racun, kanker, serta dapat menurunkan tekanan darah tinggi atau hipertensi (Suparti & Noris 2020).
Namun, dengan berlimpahnya nutrisi yang terkandung dalam jamur merang. Jamur ini sangat sulit untuk diolah karena mengandung enzim oksidase yang dapat membuat jamur menjadi kecoklatan. Untuk mencegah hal tersebut dibutuhkan suatu perlakuan seperti blansing (Yuliani et al. 2018). Blanching adalah proses menginaktivasi enzim penyebab reaksi pencoklatan pada suatu makanan yang menggunakan proses pemanasan (Daeli et al. 2021). Karena umur simpan jamur merang yang relatif singkat, maka jamur merang dapat dijadikan menjadi tepung. Dengan dijadikan tepung maka umur simpan jamur akan menjadi lebih panjang namun dalam proses pembuatannya harus menggunakan suhu yang tepat sehingga jamur dapat kering secara maksimal. Meskipun sudah dijadikan tepung, kadungan nutrisi tepung jamur merang tidak kalah tinggi dibandingkan sebelum dijadikan tepung. Kadar protein pada jamur merang sebesar 28,71%, kadar lemak 0,97%, serta kadar karbohidrat 56,63% (Yuliani et al. 2018).
Sumber: https://www.merdeka.com/jabar/8-macam-tepung-beserta-kegunaannya-jangan-sampai-salah-lagi-kln.html
Produk tepung jamur merang juga dapat digunakan untuk membuat makanan produk olahan lainnya agar produk olahan tersebut menjadi lebih bernutrisi. Selain itu tidak semua orang suka dengan cita rasa dari jamur merang, dengan dijadikan tepung maka dapat diolah menjadi berbagai makanan yang lebih disukai oleh kalangan tersebut. Produk yang dapat diolah dari tepung jamur merang antara lain bakso dan nugget jamur. Untuk membuat kedua produk tersebut dibutuhkan: kompos gas, kukusan, talam, baskom, pengaduk gorengan, kuali, mangkok, sendok, spanduk kegiatan, tepung jamur merang, tepung terigu, tepung panir, tepung kanji, Bumbu dapur (wortel, kayu manis, lada, kentang, daun sop), mie jagung, mie putih, telur, daging ayam, air bersih (Indriaty et al. 2021). Selain dapat dikonsumsi bakso dan nugget jamur dapat dijual kembali sehingga dapat meningkatkan nilai jual produk sehingga diharapkan terdapat peningkatan ekonomi bagi masyarakat yang menjual produk tersebut.