Mohon tunggu...
Jason
Jason Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswa

penikmat kopi di hari senja...

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apa Pengaruh Politik Etis terhadap Pendidikan?

8 Februari 2023   19:40 Diperbarui: 8 Februari 2023   19:46 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

          Politik etis atau bisa disebut dengan politik balas budi, merupakan suatu kebijakan politik dari pemerintahan Belanda tepat pada 17 September 1901 saat menjajah Indonesia. Kebijakan tersebut yang berisi program-program yang bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat Indonesia. Terdapat tiga program yang ditetapkan oleh pemerintahan Belanda, yaitu irigasi, edukasi, dan emigrasi.

          Kenapa pemerintahan Belanda memutuskan untuk mewujudkan politik etis? Sebelum tahun 1901, pemerintahan Belanda hanya ingin mementingkan tuntutan ekonomi dan eksploitasi kekayaan Indonesia. Namun, pada pidato Ratu Wilhelmina -- penguasa yang mendirikan kebijakan politik etis, pemerintahan Belanda memutuskan untuk menyeimbangkan unsur penjajahan dengan unsur "kewajiban moral". Hal tersebut menyebabkan sisi pro dan kontra terhadap pendidikan masyarakat Indonesia.

          Di program edukasi, pendirian sekolah telah menjadi prinsip dasar dari pelaksanaan politik etis sehingga pemerintahan Belanda membangun banyaknya sekolah di Indonesia seperti sekolah SMP Meer Uitgebreid Lagere School Onderwijs (MULO), sekolah SMA Algemeen Metddelbare School (AMS), sekolah kedokteran School tot Opleiding Van IndienArtsen (STOVIA), sekolah teknik Technical Hoogere School (THS) Bandung, sekolah hukum Legal Hoogere School (RHS), dan lain-lain. Pendirian dari sekolah-sekolah tersebut yang didasarkan pada kebutuhan Belanda akan staf sipil, medis dan milliter. Ditambah lagi, tujuan untuk mengurangi jumlah buta huruf pada kalangan pribumi dan meningkatkan sumber daya manusia.

          Akan tetapi, pemerintahan Belanda yang awalnya membangun edukasi untuk semua golongan, namun pada akhirnya, hanya pria-pria bangsawan yang diizinkan untuk bersekolah. Untungnya, meskipun hanya beberapa kalangan saja yang dapat mengakses pendidikan, dari pria-pria yang bersekolah tersebut berhasil membangun organisasi-organisasi pergerakan nasional seperti Boedi Oetomo, Sarekat Islam, Indische partij, dan lain-lain.

          Kesimpulannya, politik etis ada sisi positif dan negatifnya. Dampak negatifnya pada pendidikan, yang hanya bisa dinikmati oleh kalangan elit-elit dan bangsawan saja. Namun, golongan tersebut lah yang mampu mengatasi ketidaksetaraan tersebut dan berhasil membangun organisasi-organisasi modern yang merupakan langkah pertama menuju kemerdekaan Indonesia.

Kata kunci: Politik etis, pendidikan, edukasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun