Di Pelabuhan Pantai, perahu-perahu pisang
Memenuhi garis pantai, berjajaran,
Kecuali tempat dimanaku terdampar,
Sudah pasti nuraniku gempar.
Penjaga pelabuhan yang santai,
Melek melihat ku terdampar dipantai.
Tidak sepenuhnya ramah,
Tapi tidak merenggut wajah.
Jajaran perahu pisang ia hampiri,
Dan aku merenung, diam berdiri.
Pantainya cukup luas, hutannya jauh.
Di dekatku perahuku yang rubuh.
Ketika hendak meninggalkan pantai,
Si penjaga pantai menghentikan ku.
"sudah cukup ku diterjang badai,
Biarkan beristirahat tubuhku"
Seruanku nampaknya bukan kejutan.
Dia hanya tersenyum mendalam.
"Memang banyak badai dihadapan,
Masih menunggu, lautan tenang dan
Matahari terbenam"
Dia dorong salah satu perahu pisang,
Bantu aku pelan-pelan naik,
Dan dengan erat ku berpegangan.
Sebelum mendayung, aku berbalik.
"Nikmatilah perjalanan kedua mu!
Aku akan menunggumu!"
Itu perkataan penjaga pelabuhan,
Yang lama sudah tidak kudengar.
Kurasa dimulai memanggilku lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H