Mohon tunggu...
Jason Alvin
Jason Alvin Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pemilu 2019, Sudah Yakin dengan Pilihan Anda?

29 November 2018   20:02 Diperbarui: 29 November 2018   20:07 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tahun 2019 akan menjadi tahun yang panas. Pertarungan politik dalam memperebutkan suara rakyat, kian hari kian memanas. Para "calon wakil rakyat" berjuang dengan caranya masing-masing demi mendapatkan kursi di parlemen. Tapi, dibalik itu semua, tahukah kita siapa sebenarnya mereka? Barangkali masih banyak dari kita, yang bahkan tidak mengenal siapa "calon wakil rakyat" yang akan menentukan nasib bangsa 5 tahun kedepan. Di antara para caleg tersebut, tak sedikit pula yang rupanya pernah terjerat kasus korupsi dan menjadi narapidana karena kasus tersebut.

Semuanya bermula pada tanggal 13 September 2018, ketika Mahkamah Agung (MA), memutuskan bahwa larangan mantan narapidana kasus korupsi menjadi caleg bertentangan dengan UU Pemilu. UU Pemilu yang dimaksud disini adalah Pasal 240 ayat 1 huruf g UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu. UU tersebut berbunyi: Bakal calon anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota adalah Warga Negara Indonesia dan harus memenuhi persyaratan: tidak pernah dipidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih, kecuali secara terbuka dan jujur mengemukakan kepada publik bahwa yang bersangkutan mantan terpidana. Keputusan tersebut secara langsung memperbolehkan mantan narapidana korupsi untuk mencalonkan diri sebagai caleg sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan dalam pemilu.

Keputusan tersebut, membawa angin segar kepada para mantan koruptor yang ingin kembali mencalonkan diri sebagai caleg. Keputusan tersebut dinilai memberikan rasa keadilan berdemokrasi dalam negeri ini. Tetapi di sisi lain, keputusan tersebut juga menuai protes masyarakat. Masyarakat menilai bahwa mantan koruptor seharusnya tidak diperbolehkan mengikuti pesta demokrasi terbesar di negeri ini lagi dengan alasan kemungkinan untuk mengulangi kembali perbuatannya.

Jadi, pertanyaan sebenarnya, bagaimana kita bisa memastikan siapa yang kita pilih merupakan pilihan yang terbaik bagi bangsa kita selama lima tahun kedepan?

Yang pertama, sebagai pemilih dalam Pemilu 2019, masyarakat perlu tahu tentang latar belakang setiap caleg yang ada. Carilah info tentang rekam jejak caleg yang ada di daerah pemilihan anda. Semakin lengkap informasi yang anda bisa kumpulkan, misalnya saja tentang prestasinya, sejarah tindak kriminalitasnya, dan berbagai info lainnya, dapat membantu anda menentukan dengan tepat siapa caleg yang pantas mendapatkan suara anda. Untuk dapat mengetahui siapa saja caleg yang ada di daerah pemilihan anda, dapat mengakses web DCT KPU disini.

Yang kedua adalah, cermati program dan gagasan yang disampaikan oleh caleg. Setiap caleg memiliki program dan gagasan yang berbeda-beda sehingga mungkin membutuhkan waktu untuk memahaminya secara penuh. Bila dilakukan dengan sungguh-sungguh, maka akan menjadikan anda dapat memilih caleg dengan program dan gagasan yang sesuai dengan pandangan dan harapan anda.

Yang ketiga adalah, lihatlah partai politik pengusungnya. Seringkali, setelah caleg terpilih, program dan gagasan mereka berada dibawah bayang-bayang partai pengusungnya. Tentu kita tidak mau bila caleg yang kita pilih ternyata menjalani program dan memiliki gagasan yang berbeda dengan apa yang kita harapkan diawal. Jadi, penting juga melihat partai politik pengusungnya, sehingga dapat menentukan apakah partai tersebut juga memiliki pandangan dan harapan yang sama dengan kita.

Yang terakhir adalah, jangan mudah terpengaruh terhadap money politic dan segala "rayuan maut" mara caleg. Money politic, dapat menghasilkan anggota legislatif yang korup.Akhir kata, Pemilu 2019 sudah semakin dekat. Sudah saatnya kita, para calon pemilih untuk semakin mencermati profil caleg yang ada. Semoga dengan adanya artikel ini, dapat membantu pembaca memilih dengan baik, siapa saja yang akan kita pilih demi memajukan bangsa kita untuk lima tahun kedepan. Salam demokrasi!

Referensi:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun