Dalam dunia hiburan, skandal sering kali menjadi bumerang yang menghancurkan karier seseorang. Namun, berbeda dengan budaya cancel culture yang ketat di Korea dan China, masyarakat Indonesia tampaknya lebih cepat memaafkan dan melupakan kesalahan publik figur. Mari kita bahas bagaimana kasus Edison Chen dan Ariel Peter Pan mencerminkan perbedaan ini dan apa yang bisa dipelajari dari fenomena ini.
Edison Chen: Dari Bintang Film ke Hilang dari Layar
Pada tahun 2008, aktor Hong Kong Edison Chen mengalami skandal besar yang melibatkan foto-foto seks pribadi yang bocor ke publik. Foto-foto tersebut melibatkan beberapa selebriti wanita yang juga dikenal luas. Skandal ini segera menyebar luas dan merusak reputasi Chen secara dramatis. Meskipun Chen mengeluarkan permintaan maaf dan mencoba untuk memperbaiki citranya, ia menghadapi penurunan karier yang signifikan. Hingga saat ini, Chen belum sepenuhnya dapat kembali ke dunia hiburan seperti sebelumnya.
Kasus Chen menunjukkan bagaimana skandal pribadi dapat menghancurkan karier seorang selebriti di Hong Kong. Masyarakat Hong Kong memiliki standar moral yang tinggi untuk selebriti. Sekali terlibat dalam skandal, proses pemulihan karier seorang selebriti bisa sangat sulit dan memakan waktu.
Ariel Peter Pan dan "Rekan" : Melenggang Masuk Kembali
Berbeda dengan kasus Chen, skandal yang melibatkan Ariel Peter Pan, Luna Maya, dan Cut Tari di Indonesia pada 2010 tampaknya tidak mengakibatkan dampak karier yang setara. Kasus ini melibatkan video seks yang beredar luas dan memicu kegemparan di media. Meski awalnya karier mereka terancam, ketiga selebriti ini akhirnya berhasil kembali ke dunia hiburan.
Ariel, Luna, dan Cut Tari melakukan berbagai langkah untuk memperbaiki citra mereka, termasuk permintaan maaf terbuka dan penampilan publik yang lebih hati-hati. Indonesia, dengan budaya yang mungkin lebih memaafkan dan cenderung lebih mudah melupakan kesalahan publik figur, memberikan kesempatan kedua kepada mereka. Kini mereka kembali aktif di industri hiburan dan sudah diterima kembali oleh publik.
Cancel Culture di Korea dan China
Di Korea Selatan, cancel culture bisa sangat kejam. Skandal, baik yang melibatkan bullying, perilaku tidak etis, atau keterlibatan dalam kasus hukum, sering kali berakibat fatal bagi karier seorang selebriti. K-Pop dan industri hiburan Korea dikenal sangat sensitif terhadap isu moral, dan setiap kesalahan bisa menyebabkan publik dan media menyerang secara besar-besaran.