Mohon tunggu...
Jason
Jason Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurnalistik di Universitas Multimedia Nusantara

Kuliah di Universitas Multimedia Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Feature: Corona Masuk, Uang pun Habis

30 November 2021   16:23 Diperbarui: 30 November 2021   16:44 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Seorang pria yang bernama Robby memiliki usia yang terbilang sudah cukup tua, dengan usia 61 tahun itu masih tetap bekerja di salah satu perushaan swasta di Palembang karena ia harus menjadi tulang punggung bagi keluarganya untuk membiayai hidup kedua anaknya yang masih bersekolah. Hal itu menjadi alasan dirinya untuk bekerja keras mencari pundi-pundi uang. Walaupun bagi dirinya kerja di umur yang sebegitu merupakan hal yang cukup melelahkan, dengan ia mengingat kembali yang menjadi tujuannya bekerja, Robby menjadi lebih bersemangat lagi.

Namun, seluruh semangat dan harapannya tersebut telah sirna. Keluarganya mendapat kabar buruk dari salah satu teman Robby bekerja yang mengatakan bahwa Robby ini jatuh sakit dan sebentar lagi mereka akan mengantarkannya ke Rumah Sakit Charitas Palembang. Setelah menerima kabar buruk tersebut, istri dan anak Robby langsung bergegas ke rumah sakit. Betapa kagetnya mereka melihat orang yang dicintainya itu terbaring lemas di kasur tak berdaya. Apalagi, kondisi anaknya pada saat itu hatinya sudah benar-benar hancur melihat ayahnya yang terbaring dengan napas terengah-engah.

Pada saat itu, dokter yang memeriksa Robby keluar dari ruangan. Dokter itu memberi tahu istri dan anak Robby bahwa ia harus segera melakukan test PCR. Istri Robby menyetujui anjuran dokter.

Setelah mereka menunggu lama keluarnya hasil tes PCR, hasilnya pun kini telah keluar dan mereka kaget akan hasil tes itu yang menyatakan bahwa Robby positif korona. Mereka memberikan kabar buruk itu kepada Robby dan teman kantornya bahwa Robby positif korona. Suasana hening mulai tampak di ruangan tersebut dan mereka saling memandang satu sama lain. Dalam benak mereka masing-masing timbul sebuah pertanyaan yang mengatakan bahwa ada kemungkinan mereka juga sudah positif korona. Oleh karena itu, mereka langsung memtuskan untuk tes antigen. Setelah menunggu lama hasil tes, hasilnya pun keluar juga yang menyatakan istri dan anak Robby negatif korona, tetapi hasil tes temannya berbeda, karena hasil tes itu menyatakan bahwa teman Robby positif korona.

Robby pada saat itu sudah diperbolehkan pulang untuk karantina mandiri. Suasana kantor tempat Robby bekerja juga sudah sepi karena kantornya tutup untuk sementara waktu mengingat banyak karyawan yang positif korona.

Robby mengatakan bahwa pada saat itu seluruh badannya terasa sakit dan ia juga merasakan sesak napas. "Pada saat itu saya tidak bisa tidur, karena seluruh badan saya terasa sakit jika tidur," ujar Robby. Tidak hanya itu saja, ia juga mengaku bahwa nafsu makannya juga hilang. Robby juga berkata bahwa kondisinya pada saat itu benar-benar kacau, mulai dari segi keuangan dan kesehatannya juga yang makin hari malah semakin tambah parah. Oleh karena itu, Robby berkata bahwa ia sudah menyerah dengan hidupnya pada saat itu.

"Pada saat itu saya sudah lelah banget dengan korona ini, mana waktu itu keuangan saya sedang kritis lagi," kata Robby.

Walaupun kondisi Robby pada saat itu sedang tidak sehat, ia juga masih menyempatkan dirinya untuk memeriksa kerjaan anak buahnya di kantor via telepon. Karena Robby menjabat sebagai kepala divisi perpajakan di perusahaannya.

Robby mengatakan bahwa dirinya pada saat itu sudah lebih sedikit membaik, ketika ia meminum salah satu obat yang diberikan saudaranya dari Jakarta. Robby merasakannya sudah agak lebih mendingan jika dibandingkan dari minggu sebelum-sebelumnya. Walaupun badan sudah terasa membaik, tetapi tidak begitu dengan tenggorokannya. Robby berkata seperti ada lendir yang mengganjal di dalam tenggorokannya. Oleh karena itu, ia jadi masih sering batuk-batuk.

Seiring berjalannya waktu, kondisi Robby sudah lebih membaik dan kantor tempat ia bekerja telah beroperasi kembali. Robby juga kini menjadi lebih berhati-hati lagi dalam menjalankan kehidupannya di kantor dan menjauhi tempat keramaian, karena virus tersebut bisa datang kembali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun