Mohon tunggu...
Jasmine Aprilia
Jasmine Aprilia Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Saya adalah Mahasiswa semester dua S1 Farmasi Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Beauty

Mengenal Lebih Dekat Dunia Thrift

15 Juni 2022   08:20 Diperbarui: 15 Juni 2022   08:57 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Save our earth by thrifting. Begitulah kira-kira punchline dari berbagai toko yang kita lihat di media sosial. Lantas apa itu thrifting? Thrifting adalah fenomena dimana kita membeli barang bekas untu dipakai kembali. Istilah ini kini banyak digunakan oleh kawula muda untuk menyebut kegiatan berbelanja baju bekas

Meski bukan merupakan hal yang baru, thrifting baju menjadi lebih terkenal sejak pandemi yang tahun 2020 lalu. Kegiatan ini digemari lantaran kita dapat mendapat baju yang kita inginkan dengan harga yang terjangkau, dan jika beruntung kita dapat menemukan baju yang limited edition dan “anti pasaran” karena merupakan barang lama yang bisa saja sudah tidak diproduksi lagi oleh pabriknya. 

Selain itu, kegiatan berbelanja ini membawa dampak positif yaitu karena dengan membeli baju bekas berarti kita mendukung slow fashion industry , yang mana seperti dilansir dari zerowaste.id limbah tekstil dewasa ini telah menjadi penyumbang limbah terberar kedua setelah minyak, yaitu sebesar 92 juta ton per tahunnya. 

Maka dengan memakai baju bekas kita dapat membantu mengurangi limbah yang ada di dunia. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi pilihan untuk masyarakat yang ingin mencari baju dengan harga terjangkau. 

Namun walaupun begitu, memakai baju bekas juga berisiko terhadap kesehatan kulit, karena kita tidak pernah tau secara pasti kesehatan kulit para pemilik baju sebelumnya, bisa saja kita terkontaminasi oleh bakteri serta virus pembawa penyakit kulit. Serta, kebanyakan baju yang dijual secara besar-besaran terlebih dulu dikumpulkan dalam 1 tas besar, yang mana berarti bercampur dengan baju bekas dari pemilik yang berbeda-beda. 

Hal ini dapat memperbesar risiko menyebarnya penyakit kulit. Untuk itu, jika anda memilih untuk membeli baju bekas, pastikan anda suka memeriksa keadaan dan kebersihan baju tersebut. Periksa juga keadaan toko yang anda kunjungi. Disarankan juga setelah membeli agar mencuci dengan air hangat agar dapat menghilangkan kuman dan bakteri yang masih menempel pada baju tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun