Mohon tunggu...
mutiara jasmine
mutiara jasmine Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Hallo semuanyaa! saya adalah salah satu mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di salah satu universitas. Saya menulis berbagai hal yang mungkin menarik dan bermanfaat untuk anda.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Langkah Nyata KKN Tematik UPI : Pendidikan Kesehatan Cegah Pernikahan Dini Hindari Stunting Dan Anemia Pada Remaja SMK Barokah Bhakti, Rancakalong.

27 Januari 2025   15:39 Diperbarui: 27 Januari 2025   15:44 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi bersama Siswi dan Siswi SMK Barokah Bhakti, Rancakalong, Sumedang.

Desa Rancakalong, Kecamatan Rancakalong, Kabupaten Sumedang, 22 Januari 2025- Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik dari Universitas Pendidikan Indonesia Program Studi S1 Keperawatan melaksanakan program kerja Pendidikan Kesehatan dengan tema  "Cegah Pernikahan Dini Hindari Stunting dan Anemia : Langkah Awal Menuju Generasi Sehat Dan Cerdas". Program kerja ini diadakan dalam upaya mencegah penyakit Stunting dan Anemia, serta memberikan edukasi mengenai Pernikahan Dini pada remaja. Kegiatan ini dilaksanakan di SMK Barokah Bhakti Rancakalong, Kecamatan Rancakalong, Sumedang.

Isu kesehatan yang saling berkaitan dan memberikan dampak serius pada kualitas generasi muda di Indonesia adalah Pernikahan dini, stunting dan anemia. Kehamilan di usia muda yang disebabkan oleh pernikahan dini sering kali menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan. Kehamilan di usia muda sangat berisiko menimbulkan anemia pada ibu hamil, sehingga ibu berisiko melahirkan dengan cara prematur dan berat badan lahir rendah pada bayi. Bayi tersebut berisiko tinggi mengalami kondisi stunting, yaitu gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis. Masalah tersebut akan berdampak pada kesehatan bayi dan mempengaruhi kualitas sumber daya manusia di masa depan. 

Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2021, prevalensi stunting secara nasional mencapai 24,4%, dengan Jawa Barat mencatat angka sedikit lebih tinggi, yaitu 28,3% (Fadillah, 2024). Bahkan di Kabupaten Sumedang, prevalensi stunting mencapai 32,9% (Zakiyah, 2023).  Tingginya angka ini menunjukan bahwa stunting masih menjadi permasalahan yang mendesak untuk ditangani. Beberapa faktor lain selain kekurangan gizi adalah anemia yang terjadi pada ibu hamil dan pernikahan dini yang kurang dipersiapkan kehamilannya. Selain stunting, anemia merupakan masalah yang kerap terjadi pada ibu hamil di indonesia. Berdasarkan data Riskesdas, prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia mencapai 17,3%, sementara di Jawa Barat angkanya sedikit lebih rendah, yaitu 14,1% (Yulianingsih, 2022). Terjadi penurunan prevalensi dalam beberapa tahun terakhir yang menjadi ancaman kepada ibu hamil karna akan memberikan dampak buruk kepada anak yang dikandungnya. Anemia berisiko menyebabkan stunting pada anak yang akan dilahirkan.  

Hal tersebut menunjukan bahwa perlu penanganan terkait permasalah ini yang bertujuan meningkatkan pemahaman dan kesadaran siswa-siswi SMK di Desa Rancakalong tentang bahaya pernikahan dini, serta dampaknya terhadap stunting dan anemia, untuk mendukung terciptanya generasi yang sehat, cerdas, dan berkualitas. Dalam membantu menyelesaikan masalah tersebut, kami melakukan pendidikan kesehatan kepada siswa dan siswi SMK Barokah Bhakti, Rancakalong, Sumedang. 

Kegiatan Pendidikan Kesehatan di SMK Barokah Bhakti, Rancakalong, Sumedang 

Kami melakukan salah satu langkah pencegahan yang dapat dilakukan secara dini dengan pendidikan kesehatan bertema " Cegah Pernikahan Dini Hindari Stunting Dan Anemia : Langkah Awal menuju Generasi Sehat Dan Cerdas". Pendidikan kesehatan ini dilakukan pada tanggal 22 Januari 2025. Dalam kegiatan ini, kami menyampaikan beberapa materi yang berkaitan dengan pernikahan dini, stunting dan anemia mencakup : 

  • Apa itu pernikahan dini 
  • Dampak pernikahan dini pada kesehatan 
  • Faktor penyebab pernikahan dini 
  • Upaya pencegahan 
  • Hubungan Antara pendidikan dan kesehatan 
  • Pentingnya pencegahan melalui edukasi dan penyuluhan serta peran konsumsi TTD 
  • Dampak jangka panjang dari pernikahan dini

 Selain, pemaparan materi mengenai pernikahan dini, stunting dan anemia, kami memberikan tablet tambah darah yang diminum secara bersama guna memastikan setiap siswi dan siswa yang mengalami anemia mendapatkan penangangan pertama dengan suplementasi zat besi. 

Pemberian Tablet Tambah Darah Pada Siswi SMK Barokah Bhakti, Rancakalong, Sumedang. 
Pemberian Tablet Tambah Darah Pada Siswi SMK Barokah Bhakti, Rancakalong, Sumedang. 

Anemia sering disebabkan oleh kekurangan zat besi, dalam kehamilan yang tidak direncanakan dan kurang akses untuk memeriksakan diri akan menjadi hal yang memperparah terjadinya anemia. Pemberian tablet tambah darah secara dini merupakan salah satu intervensi yang kami lakukan untuk mencegah terjadinya anemia pada remaja. Anemia yang terjadi pada ibu hamil akan memiliki risiko melahirkan anak stunting, dimana akan melahirkan bayi dengan berat badan rendah.

Kami memfokuskan pemberian TTD kepada kelompok rentan, contohnya yaitu kelompok remaja putri sehingga bisa mencegah terjadinya anemia sebelum kehamilan. Remaja putri disarankan untuk mengkonsumsi 1 tablet per hari selama 90 hari dalam setahun. Hal tersebut diperlukan untuk memastikan bahwa remaja memiliki cadangan zat besi yang cukup sebelum memasuki masa kehamilan, dimana saat kehamilan kebutuhkan zat besi lebih banyak daripada saat tidak hamil  (World Health Organization, 2020).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun