Mohon tunggu...
Jasmine
Jasmine Mohon Tunggu... Wiraswasta - Email : Justmine.qa@gmail.com

Just me, Jasmine, just a tiny dust in the wind

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Busung Lapar

24 September 2013   13:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:28 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13801870651368692327

[caption id="attachment_290998" align="aligncenter" width="565" caption="Ilustrasi/Admin (Tribunnews.com)"][/caption]

.

.

Sembarang kumakan

Segala kutelan

Tak silap mata pada sajian

Gelojohku, aduhai mana tahan

Inikah lapar atau bulimia nervosaku bubar jalan?

.

.

Masihku tak erti bila setitik noktah

In vivo embrio beralias nuftah

Tengah bersemayam

Melekat erat di dinding tebal tak bersemen-batu

Pada sebuah gua purba di situs perawan

.

.

Hilal bergeser purnama

Begitu seterusnya

Dan gerakmu kian sesuka hati

Peduli apa walau singgasanamu tak lebih puluhan jari

Itupun masih harus berbagi

Dengan tali temali

Penyatu antaramu denganku

Pun kedai tunggal sumbermu menyesap nutrisi

.

.

Oi, rehatlah  sekejap

Polahmu buatku terus mengaduh

.

.

Tetapi sendratarimu tak jua henti

Seblak sampur ke bawah, dan urineku tumpah

Trecek kanan kiri, sebabkan prolapse uteri

Tak tahukah bila itu rasanya luar biasa nyeri

Ulap ke atas, nafasku pun tinggallah seutas

Nimang-nimang, buah dadaku langsung mengejang

Ngurai rikma, duh biyung rasane sangsaya lara

.

.

Oi, mari turun main sesaat

Biar pejam mataku terasa jenak

.

.

Belum cukupkah buatku terkapar

Hitungan bulan terburai sadar

Hanya keluh

Banjir peluh

Adah-aduh, adah-aduh, adah-aduh

Sebabkan hantu-hantu rumah jenuh

.

.

Dan dari segala kegaduhan maha-derita itu

Akan sanggupkah ku

Campakkan mu

Dalam kardus mi instan rasa ayam barbekyu

Mungkin selokan bau

Atau depan pintu panti piatu

Emper masjid Al Wahyu ?

…

…

Sembarang kumakan

Segala kutelan

Tak silap mata pada sajian

Gelojohku, aduhai mana tahan

Busung lapar atau bulimia nervosaku bubar jalan??

.

.

Bukan!

Semua karena belia tanpa iman

Kokang diperkencang

Dikatakan mengekang

Lalu ketika bibir ranum

Terkulum si ahli nujum

Alih-alih ku merenung

Eh, justru mengaum??

Mengambang rayu iblis jahanam

Yang tenar, mungkin kaya, tapi jelas tampan menawan

Di mata mudaku yang kedanan

Gandrung kasmaran

.

.

Sembarang kumakan

Segala kutelan

Tak silap mata pada obat-obatan

Gelojohku, aduhai mana tahan

Semua agar dirimu tak kelihatan

Eksismu mboten konangan

Riwayatmu sekian

.

.

Sialan!

Sembarang kumakan

Segala kutelan

Tapi muaraku kian ndut tak keruan

Biar tlah kusembunyikan

Tersaru dibalik baju rumahan

Daster yang kedombrangan

Ujudku tetap busung lapar beneran

[-]

Note: Seblak sampur, ulap, trecek, ngurai rikma, nimang-nimang adalah nama gerakan tarian jawa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun