Mohon tunggu...
Jasmine
Jasmine Mohon Tunggu... Wiraswasta - Email : Justmine.qa@gmail.com

Just me, Jasmine, just a tiny dust in the wind

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Nam Ha

16 Juli 2019   08:35 Diperbarui: 16 Juli 2019   09:18 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[image's taken from Pinterest.com]

***

Claude St. Clemenceau sangat mencintai istrinya, Nam Ha. Perempuan cantik berpostur 'petite' tipikal Asia yang ia jumpai delapan bulan silam saat berlibur di Negeri Tanpa Laut, Vietnam.

Claude jatuh cinta pada pandangan pertama dikala senja yang merayap lambat, mengarsir siluet lewat semburat jingga di lengkung cakrawala. Di tepi sungai yang dicengkeram sunyi, seorang wanita dengan kemilau pesonanya dalam balutan Ao Dai yang berdisain memamerkan lekuk tubuhnya secara nyata.

Memancing? Claude merasa tak patut untuk beranggapan ganjil. Menurutnya, setiap negara selalu memiliki kulturnya tersendiri. Adat istiadat yang pasti berbeda. Maka tak ada yang aneh mendapati seorang gadis memancing hanya berkawan petang yang beranjak memeluk malam. Justru Claude berani mengklaim bahwa pertemuan inilah takdirnya yang tak terhindarkan.

Untuk sesaat Claude mematung dicekal oleh kegamangan, antara hasrat mengusik keasyikan si gadis atau berlalu tanpa ramah tamah yang kelak akan ia sesali. Pria Kaukasia itu membiarkan dirinya terpaku, larut dalam kekaguman cara si gadis melempar dan menarik joran yang tampak begitu anggun di matanya. Bahkan di telinga Claude tawa kecil mengikik si gadis Viet ketika umpannya bersambut, sangatlah enak didengar. Begitulah, bila mirakel dewa Cupidon telah bekerja.

"Chao buoi chieu," akhirnya Claude memberanikan diri.

Gadis itu menoleh. Ketika topi Non-La di kepalanya disingkap, seraut wajah oriental bersepuh kulit seputih porselen tampak cantik dipadu sepasang mata bulan sabit di bawah naungan alis tebal natural, bukan sebab gurat arang atau injek implant, sedang bibirnya bulat penuh dengan rona yang membuat dada Claude bergejolak liar.

"Xin chao," gadis itu mengukir senyum, setelah berhasil menguasai rasa terkejutnya.

"Halo, kenalkan nama saya Claude, Claude Clemenceau," Claude mengulurkan tangan. "Saya berasal dari Perancis."

"Bonjour," senyum itu masih terpahat di bibir mungil si gadis cantik. "Je M'appelle Nam Ha."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun