Esok, aku akan menghadapi monster. Monster yang mengerikan dan sang monster penentu. Namun, aku harus merubah sudut pandangku, aku akan merubahnya dengan semut, ya semut, bukan sebuah monster. Right! UN!
Aku yang tadinya ga pernah baca buku, kini mendadak berubah menjadi kutu buku yang membaca buku pelajaran siang malam, wajar aja, UN gitulohhh... Istilahnya penentuan deh, gimana hasil sekolahku selama ini. Tapi, dibalik itu semua, tersimpan seribu kejutan jika sudah menjalaninya. Nggak kebayang deh, kalau nanti seragam merah putihku ini, akan berganti menjadi seragam biru putih yang masih agak kegedean. Itu suatu kebanggaan tersendiri bagiku, akhirnya, selama 6 tahun aku bersusah payah, kini tibalah saat penentuan.
Tibalah hari ini. Aku memasuki ruang kelas. Aku bertekad, untuk menggapai nlai tertinggi. Kertas mulai dibagikan. Waduh..., DagDigDug banget..., sampai-sampai, megang pensil aja jadi gemeteran. Ok, aku akan mulai. Mengerjakan soal-soal IPA, pelajaran yang paling kubenci.
Nomor satu aja, udah ngebuat kepalaku pusing tujuh keliling, karena gugup, seakan semua yang kupelajari tadi malam buyar semua. Padahal sebenarnya soal itu gampang banget...
Aku megerjakan satu persatu soal, hingga sampailah aku di nomor 19, wah! ini susah banget, walaupun pilihan ganda sekalipun.
"Susah nih rin, nomor 19, apa kamu bisa?" tanyaku, berbisik.
"Kan ada kunci jawaban ini, semuapun bisa kukerjain" jawabnya enteng.
"Mau kuncinya?" lanjutnya lagi.
"Nggak ah, dosa Rin, aku mau dengan kemampuanku sendiri" jawabku.
"Ok kalau gak mau, tapi nih, kunci jawabannya, kalau kamu berubah pikiran, lihat aja kuncinya" menyodorkan gulungan kertas.
Buka nggak ya? tapi, aku nggak mau kalau hasil UN ini bukan murni kemampuanku sendiri. Ah! bicara apa aku? aku tak boleh membukanya! tekadku. Terus kukerjakan soal-soal yang super duper susah ini sampai nomor terakhir. dan satu-satunya nomor yang belum kukerjakan, adalah nomor 19. Apa aku harus melihat kunci jawaban itu?