Sekolah merupakan lembaga yang sistematis karena didalamnya terjadi proses sosialisasi yang dapat memberikan dampak kepribadian anak dan kemampuan akademik maupun non-akademik. Lingkungan sekolah turut menentukan karakteristik dan tingkat prestasi akademik anak yang mendorong sehingga akan berkembang secara optimal. Selain karakteristik dan tingkat prestasi, setiap anak memiliki tingkat konteks kehidupan mereka dari keluarga dekat hingga apa yang terjadi di dalam kelas hingga pesan yang diterima dari teman sebaya dan dari budaya yang lebih kuat mempengaruhi seberapa baik mereka di sekolah.
Urie Bronfrenbrenner merupakan pengagas dari teori ekologi perkembangan. Brenner adalah ahli psikologi dari Cornell University, Amerika Serikat. Teori yang beliau kembangkan dimana imbas dari interaksi lingkungan kepada individu sendiri saling mempengaruhi. Artinya hubungan antar lingkungan dan individu mampu membentuk dan menghasilkan perilaku yang terjadi. Lingkungan sekitar dapat memberikan wawasan serta menjelaskan efek dari interaksi interpersonal.
Keyakinan akan kemampuan diri
Siswa/i yang memiliki efikasi diri (kemampuan) yang tinggi percaya bahwa mereka dapat menguasai tugas sekolah dan mengatur pembelajaran mereka sendiri. Mereka lebih kemungkinan untuk berhasil daripada siswa yang tidak percaya pada kemampuan mereka, sebagian karena efikasi diri yang tinggi memiliki efek positif pada motivasi. Selain itu, berprestasi di sekolah akan meningkatkan efikasi diri, yang sekali lagi menghasilkan sikap dan perilaku yang cenderung mengarah pada kesuksesan akademis. Sayangnya, hal yang sebaliknya juga berlaku. Siswa yang tidak percaya pada kemampuan mereka untuk berhasil cenderung menjadi frustrasi dan tertekan yang membuat kesuksesan semakin sulit dipahami dari waktu ke waktu.
Jenis Kelamin
Anak perempuan cenderung lebih patuh dan teratur di sekolah dibandingkan anak laki-laki. Mereka menerima nilai yang lebih tinggi, rata-rata, di setiap mata pelajaran, lebih kecil kemungkinannya untuk mengulang kelas, lebih sedikit mengalami masalah di sekolah, mengungguli anak laki-laki dalam penilaian membaca dan menulis dan cenderung lebih baik daripada anak laki-laki dalam tes dengan waktu tertentu. Hal ini disebabkan anak laki-laki pada masa sekolah dasar awal lebih menyukai waktu bermain dan kurangnya fokus kepada materi yang diberikan oleh guru, sedangkan anak perempuan mereka selalu fokus kepada gurunya serta tugas yang diberikan oleh sang guru.
Keterlibatan Orangtua
Keterlibatan orang tua memiliki efek positif pada prestasi akademik anak. Namun, beberapa bentuk keterlibatan tampaknya lebih efektif daripada yang lain. Misalnya, bantuan pekerjaan rumah belum secara konsisten terkait dengan prestasi akademik yang lebih unggul. Keterlibatan sekolah, termasuk partisipasi orang tua dalam acara dan kegiatan sekolah dan komunikasi yang baik dengan guru. Namun, efek terkuat dari keterlibatan orang tua berpusat pada harapan orang tua. Orang tua yang berharap bahwa anak-anak mereka akan berprestasi dan aktif di sekolah.
Penerimaan oleh Teman Sebaya
Anak-anak yang tidak disukai oleh teman sebayanya cenderung berprestasi buruk di sekolah, dan hubungan tersebut mendasari bagi anak laki-laki dan perempuan. Bisa jadi karakteristik beberapa anak, termasuk agresi dan perilaku menentang, menyebabkan mereka berprestasi buruk di sekolah dan tidak disukai oleh teman sebaya. Kemudian, prestasi akademis mereka yang kurang baik dan menjadi korban perundungan teman sebaya menyebabkan kecemasan, depresi, dan penurunan dalam prestasi akademis.