Stunting merupakan masalah pahit yang benar-benar harus diwaspadai oleh para orang tua di Indonesia. Pada tahun 2017, World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa Indonesia menduduki peringkat keempat dalam jumlah balita stunting, dengan persentase 36% atau sekitar 8,8 juta anak yang stunting setiap tahunnya. Menurut WHO, stunting adalah kondisi gagal tumbuh yang disebabkan oleh masalah kesehatan dan kekurangan gizi. Masalah ini sangat berbahaya pada 1.000 hari pertama kehidupan, yaitu dari masa kehamilan hingga anak berusia 2 tahun, karena dapat mempengaruhi pertumbuhan fisik dan kemampuan belajar anak di masa depan.
Sayangnya, banyak orang tua di Indonesia yang tidak menganggap masalah stunting ini serius. Mereka sering kali menganggap stunting sebagai hal yang biasa dan tidak berbahaya. Padahal jika tidak segera ditangani, stunting bisa menyebabkan gangguan fisik dan belajar yang serius pada anak.
Masalah utama yang menyebabkan stunting adalah kurangnya pengetahuan orang tua tentang pentingnya pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang tepat. Selain itu, kesulitan ekonomi juga membuat banyak keluarga kesulitan memberikan makanan bergizi, terutama protein hewani yang sangat dibutuhkan anak. Banyak juga orang tua yang bekerja sehari penuh dan hanya mengandalkan pengasuh yang tidak selalu memberikan perhatian atau makanan yang cukup bergizi untuk anak. Dalam beberapa kasus, orang tua bahkan tidak menyadari bahwa anak mereka mengalami stunting.
Untuk mengatasi masalah ini, penting untuk menyediakan informasi yang benar dan mudah diakses oleh orang tua. Di Indonesia, salah satu cara yang bisa membantu adalah dengan menggunakan aplikasi "Primaku" yang dikembangkan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Aplikasi ini memberikan informasi tentang MPASI, jadwal imunisasi, dan perkembangan anak. Dengan aplikasi ini, orang tua bisa mendapatkan informasi yang tepat dan terbaru.
Selain aplikasi, media sosial juga bisa menjadi tempat yang efektif untuk menyebarkan informasi. Orang tua bisa mengikuti akun-akun Instagram yang memberikan tips tentang perkembangan anak, seperti akun milik @metahanindita, @drtanshotyen, @mestyariotedjo, dan akun resmi IDAI yakni @idai_ig. Di sana, orang tua bisa belajar banyak mengenai cara merawat anak dan memberi asupan nutrisi yang baik serta mencukupi kebutuhan anak agar terhindar dari stunting.
Bagi orang tua yang sudah memahami pentingnya MPASI, mereka bisa mencari cara untuk memberikan makanan bergizi meski dalam keterbatasan ekonomi. Misalnya, alih-alih membeli mie instan, mereka bisa mencoba memancing ikan atau membeli telur untuk mendapatkan protein hewani, sangat sederhana bukan? Jika masih sulit, protein nabati juga bisa menjadi alternatif lain yang juga sederhana.
Meskipun informasi sudah banyak tersedia, namun tidak mudah mengubah pola pikir orang tua. Oleh karena itu, dibutuhkan upaya bersama dari banyak pihak. Semua orang bisa berperan, baik dengan berbagi informasi atau ikut dalam kegiatan edukasi.
Kesimpulannya, stunting adalah masalah besar di Indonesia yang dapat memengaruhi masa depan anak-anak. Dengan meningkatkan kesadaran orang tua tentang pentingnya MPASI, kita bisa mengurangi stunting dan memastikan anak-anak tumbuh sehat dan cerdas. Anak yang sehat dan cerdas nantinya diharapkan bisa meningkatkan kualitas SDM di Indonesia dan melahirkan generasi emas. Akses informasi yang melimpah melalui aplikasi dan media sosial, serta upaya bersama di masyarakat, bisa membantu mengatasi masalah ini. Semua pihak harus bekerja sama agar anak-anak mendapatkan gizi yang tepat untuk tumbuh dengan baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H