Mohon tunggu...
Jasa Nova
Jasa Nova Mohon Tunggu... Novelis - Menulis untuk kebadian

Menulislah maka kamu akan dikenang dengan abadi

Selanjutnya

Tutup

Money

Tak Harus "Dewakan" Pelanggan, Perusahaan Juga Harus Sejahterakan Vendor

21 April 2020   09:32 Diperbarui: 18 Mei 2020   21:34 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memuaskan pelanggan memang penting, tapi untuk bisa mendapatkan itu, sebuah perusahaan layanan jasa harus tahu bagaimana cara sejahterakan vendor. Terlalu men'dewa'kan pelanggan hingga memandang sebelah mata fungsi penyedia jasa atau vendor sangat tidak dibenarkan. Karena sebenarnya, kepuasan pelanggan bisa diperoleh apabila perusahaan mampu membuat vendor yang tergabung di dalamnya merasa nyaman dan sejahtera. Ini beberapa alasan mengapa perusahaan wajib sejahterakan vendor jasa dan tidak boleh terlalu men'dewa'kan pelanggan.

Vendor Adalah Ujung Tombak Penentu Kepuasan Konsumen
Vendor merupakan bagian dari perusahaan yang paling dekat dengan pelanggan karena mereka saling berhubungan langsung. Jadi, secara tidak langsung, perusahaan membangun citra di depan para pelanggan melalui vendor. Karena hal ini maka perusahaan harus memastikan setiap vendor bisa melakukan tugasnya sesuai dengan standar. Vendor juga harus memiliki attitude terpuji di depan pelanggan agar bisa meraih kepuasan mereka. Biasanya, pelanggan yang puas tak akan segan untuk melakukan repeat order.

Kesejahteraan Vendor Memengaruhi Kinerjanya
Saat vendor merasakan kesejahteraan karena bergabung dengan suatu perusahaan, maka mereka akan menjadi bahagian dan bisa melayani pelanggan dengan sepenuh hati. Vendor yang merasa bahagia dan sejahtera akan dapat bekerja dengan optimal. Ini tentu memengaruhi perusahaan, sebab saat konsumen mendapatkan pelayanan terbaik mereka pasti ingin melakukan pemesanan kembali dan bahkan secara suka rela mau merekomendasikan pelayanan ini kepada orang lain.

Hasil Kerja Vendor Bisa Dijadikan Penilaian
Meski pendapat dan review pelanggan adalah hal yang penting untuk didengarkan, tapi tetap jangan sampai mengabaikan para vendor jasa. Karakteristik pelanggan sangat berbeda-beda. Tak jarang akan ditemui pelanggan yang menyulitkan vendor. Nah agar perusahaan tidak melakukan keberpihakan dan berat sebelah, sebaiknya dalam menentukan kebijakan yang diambil jika terjadi masalah, perusahaan harus melihat serta menganalisis hasil kerja vendor. Karena bagaimanapun, yang sudah memiliki standar operasional sehingga bisa dinilai secara objektif adalah hasil kerja vendor itu sendiri.

Perusahaan Memerlukan Vendor
Tidak bisa dipungkiri jika yang menjadi nyawa dalam perusahaan layanan adalah para vendor atau penyedia jasa. Bayangkan saja, apakah bisa suatu perusahaan jasa penyedia salon mobil panggilan atau jasa cleaning service berjalan tanpa adanya vendor? Hanya melalui vendor perusahaan bisa memberikan pelayanan bagi para pelanggan. Itu sebabnya, sangat penting untuk tahu bagaimana cara sejahterakan vendor, karena hanya dengan itu mereka bisa menjadi loyal dan betah bergabung dengan perusahaan dalam waktu yang lama.

Vendor yang Berpengalaman Adalah Aset
Pengalaman kerja merupakan aset yang tidak bisa dibeli maupun ditempuh seperti mengenyam pendidikan. Pada perusahaan layanan, vendor jasa yang telah bekerja selama sekian tahun pasti akan lebih terlatih dan cakap dalam menghadapi pelanggan. Ini merupakan aset penting karena akan sulit dan membutuhkan waktu lama bagi perusahaan jika ingin memiliki sumber daya serupa. Maka dari itu, perusahaan wajib untuk selalu mencari tahu bagaimana cara sejahterakan vendor, karena hanya karena kesejahteraan yang terjamin adalah penentu apakah vendor mau bertahan untuk bekerja lebih lama dan menjadi aset penting bagi perusahaan tempatnya bekerja atau tidak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun