Mohon tunggu...
iesti KM
iesti KM Mohon Tunggu... Guru - Pendidik dan Pembelajar

Pembelajar yang masih butuh belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tentang Harapan yang Tertulis di Buku Harian

17 Januari 2021   09:30 Diperbarui: 18 Januari 2021   09:16 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini tentang harapan yang selalu ada. Pada dada, nyeri itu mereda.  

/18 Maret 2020/

Bulan wabah datang saat kita menikmati hari-hari normal
Segala seperti entah,
Semua memperlakukan waktu seperti bermain-main pedang
Setiap hari terlahir goresan  tanpa darah dan membunuh pelan-pelan
Ia datang hanya untuk mengantar kegaduhan
Sementara waktu menyalakan kepanikan

/10 Desember 2020/

Republik ini, tentang bagaimana melindungi diri sendiri
Di tengah kegelisahan yang meruncing
Uang meluncur ke saku celana
Perut tanah hampir muntah
Makan bangkai dan minum air darah

/5 januari 2021/

Aku masih mengawasi harapan, jangan sampai terjatuh dari ranjang putih
Kesakitan dan kesembuhan berkejaran
Aku ingin hidup abadi
Banyak sajak yang belum aku tulis
Tentang harapan yang masih menyala
Pada dada nyeri itu mereda

Magelang, 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun