Sajak membawaku pada rambut pucatmu                                                                                                           Wajahmu mengekal pada kata                                                                                                                             Kau pergi bersama langit dan angin                                                                                                                 Mengepak sayap yang kau kenali sebagai dirimu sendiri
Kita adalah buku harian
yang jatuh pada jantung dan segumpal daging
Buku harian itu, kita isi dengan pena runcing bertinta merah
kita tulis dengan tanda tawa dan tanda marah
Lalu kuberi tanda koma pada pertemuan dan perpisahan
Tuhan memberi jeda pada watu yang kita bawa
Hotel mengucapkan selamat tinggal
Pada angin yang mampir di bajumu yang lusuh
Kau pergi bersama sajak yang belum selesai aku tulis
Kau menjejak tanah merah
menanam kekuatan di tubuh yang sekeras baja
lalu tumbuh sebagai pohon yang berjajar di tepi jalan
melindung dan menaung kenangan kita
dan janji yang tertulis di tangan kita masing-masing
Magelang, Juli 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H