Mohon tunggu...
fajar ichsan
fajar ichsan Mohon Tunggu... -

hanya seorang manusia biasa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tiga Hal Yang Mengikuti Jenazah

16 November 2011   13:03 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:35 649
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Tiga Hal Yang Mengikuti Jenazah

Adit, sebutlah namanya begitu, seorang karyawan perusahaan swasta yang sangat rajin bekerja. Ia pergi bekerja pag-pagi dan pulang malam bahkan sampai larut malam tidak jarang. Ia lakukan tersebut guna memenuhi kebutuhan hidup diri dan keluarganya. Ia mempunyai seorang istri dan beberapa anak. Kesibukannya bekerja sering kali membuat ia lupa tugas dan kewajibannya sebagai seorang hamba dari kholik yang Maha Rahman dan Maha Kuasa. Ia seorang muslim yang telah mengikrarkan syahadat dari kecil karena terlahir dari keluarga yang juga muslim. Ia sering melalaikan sholat 5 waktu dan amal shaleh lainnya bahkan tidak jarang meninggalkannya. Ia sibuk mengumpulkan kekayaan dunia untuk kesenangan dunia bagi diri dan keluarganya. Ia memang mencintai keluarganya, istri dan anak-anaknya. Ia berkeyakinan bisa memberi dirinya dan keluarganya dengan harta dan kesenagan dunia semata. Betul, ia dan keluarganya bisa menikmati kesenangan dunia yang ia inginkan. Keyakinannya menyebabkan ia lupa membina keluarganya, istri dan anaknya. Sehingga istri dan anaknya pun mudah untuk melalaikan meninggalkan kewajiban agamanya dan amal sholeh lainnya, sama dengan dirinya. Sampai suatu saat ia tersentak dengan kedatangan malaikat pencabut nyawa yang akan mencabut nyawanya. Saat itu, kemudian, ia terbujur kaku ditangisi keluarganya. Kemudian jenazahnya diiringi keluarga, anak, istri dan kerabanya, dan hartanya, mobil dan kendarannya, serta amal perbuatannya menuju liang lahat tempat penguburannya. Selesai pemakaman, ia sedih dalam kuburnya ternyata keluarga dan hartanya yang ia sangat mencintainya ketika hidupnya pergi meninggalkan dirinya, sendiri hanya ditemani oleh amalnya.

Adit, hanyalah sebuah ilustrasi kebanyakan kita saat ini. Kesibukan dunia yang kita lakukan sering kali melalaikan kita dari kewajiban kita sebagai hamba kepada sang kholik dan amal shaleh lainnya. Bukan untuk sang Kholik, Allah Subhana wa ta’ala, tapi untuk diri kita sendiri. Kita pupuk harta dan kesenangan dunia, namun kita lupa mempersiapkan bekal untuk akhirat kita dengan amal shaleh dan kewajiban lainnya. Kita baru tersadar ketika ajal menjemput.

Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wa salam telah mangingatkan kita dalam sebuah sebuah hadits yangdiriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim di dalam kitab shahihnyadari hadits Dari Anas bin Malik RA bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, Mayit itu diikuti oleh tiga golongan, akan kembali dua golongan dan satu golongan akan tetap menemaninya, dia akan diikuti oleh keluarganya, hartanya dan amalnya. Maka keluarga dan hartanya akan kembali pulang sementara amalnya akan tetap menemaninya”.

Ya, kita lupa untuk beramal shaleh ketika didunia sebagai bekal akhirat kita. Padahal amal perbuatan kita yang akan menemani kita di kehidupan selanjutnya- di kubur, masyhar dan akhirat lainnya-, baik perbuatan baik maupun salah. Keluarga yang kita cintai dan mencintai kita tidak akan menemani kita kedalam kubur, kecuali anak keturunan yang shaleh yang senantiasa mendoakan kita, akan menjadi penghibur kita dengan doa yang dilantunkan untuk kita.

Ya, keluarga dan harta yang selalu bergaul dengan kita, suatu saat akan berpisah dengan kita. Maka orang yang berbahagia adalah orang yang menjadikan hartanya sebagai sarana untuk berdzikir kepada Allah Subhana wa ta’ala dan menafkahkannya untuk kepentingan akhirat serta membina keluarga, istri dan anaknya, agar menjadi hamba yang shaleh dan shalehah yang akan senantiasa beramal shaleh dan mendoakannya yang berguna bagi dirinya yaitu orang tuanya yang mendidik dan membinanya ketika telah tiada. Dan sebaliknya, orang yang merugiadalah orang yang menjadikan harta dan keluarga sesuatu yang menyibukkanya hingga lupa danlalai kepada Allah Subhana wa Ta’ala.

Allah Subhana Wa Ta’ala mengingatkan dalan firman-Nya :

شَغَلَتْنَا أَمْوَالُنَا وَأَهْلُونَا فَاسْتَغْفِرْلنَا

"Harta dan keluarga kami telah merintangi kami, maka mohonkanlah ampunan untuk kami…”. (QS. Al-Fath: 11).

Dan firman-Nya:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ عَن ذِكْرِ اللَّهِ وَمَن يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ

Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dananak anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barang siapayang membuat demikian maka mereka itulah orang-orang yangrugi.. (QS. Al-Munafiqun: 9).

Nah jika demikian, mari kita ingat untuk mempersiapkan bekal hari akhir. Bukan dengan melupakan dunia kita, tetapi dengan menggunakan dunia kita untuk senantiasa ingat Allah Subhana wa Ta’ala. Ingatlah hari dimana Allah Ta’ala berfirman :

يَوْمَ لَا يَنفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَإِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ

(yaitu) di hari dimana harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna. kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih”. Al-Asyu’ara: 88-89.

Ya, ingatlah hari itu wahai saudara-saudaraku....

Sumber inspirasi :

Makna Hadits : Tiga Hal Yang Mengikuti jenazah karya Dr. Amin bin Abdullah Asy-Syaqowi yang diterjemahkan oleh Muzaffar sahidu. www.Islamhouse.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun