Mohon tunggu...
Jarot Wahyudi
Jarot Wahyudi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Gunung Merbabu yang Elok !

29 Mei 2015   15:48 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:28 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14328891721003352107

Kebanyakan orang jika ditanya “Gunung apa yang menurut anda mudah dilakukan pendakian?”, mereka menjawab “tentu saja Gunung Merbabu”. Itu hanya sepenggal cerita orang-orang yang pernah mencoba mendaki beberapa gunung yang ada di Pulau Jawa ini.

[caption id="attachment_421215" align="aligncenter" width="300" caption="pendaki"][/caption]

Gunung Merbabu sendiri merupakan gunung yang telah tertidur (tidak aktif) lama yang terletak di 3 Kabupaten di Jawa Tengah. Gunung ini memiliki banyak puncak/kepundan, puncak tertinggi 3.142 m dpl yaitu puncak Kenteng Songo. Gunung Merbabu berasal dari kata "meru" yang berarti gunung dan "babu" yang berarti wanita. Serta memiliki 5 buah kawah: kawah Condrodimuko, kawah Kombang, Kendang, Rebab, dan kawah Sambernyowo.

Kita tengok gunung-gunung lainnya (sekitar Gunung Merbabu), tetangga terdekat adalah Gunung Merapi (di sebelah selatan). Gunung Merapi (ketinggian puncak 2.968 m dpl, per 2006) adalah gunung berapi yang berada di bagian tengah Pulau Jawa dan merupakan salah satu gunung api teraktif di Indonesia, dan terletak pada 4 Kabupaten di 2 Provinsi (Jawa Tengah dan DIY). Gunung ini terbentuk karena aktivitas di zona subduksi Lempeng Indo-Australia yang bergerak ke bawah Lempeng Eurasia menyebabkan munculnya aktivitas vulkanik di sepanjang bagian tengah Pulau Jawa. Puncak yang sekarang ini tidak ditumbuhi vegetasi karena aktivitas vulkanik tinggi. Puncak ini tumbuh di sisi barat daya puncak Gunung Batulawang yang lebih tua.

Gunung Merapi di bagian puncak tidak pernah ditumbuhi vegetasi karena aktivitas vukanologinya yang tinggi. Jenis tumbuhan di bagian teratas bertipe alpina khas pegunungan Jawa, seperti Rhododendron dan edelweis. Agak ke bawah terdapat hutan bambu dan tetumbuhan pegunungan tropika. Jalur pendakian yang paling umum dan dekat adalah melalui sisi utara yaitu Selo (Boyolali), tepatnya di Desa Tlogolele. Desa ini terletak di antara Gunung Merapi dan Gunung Merbabu. Pendakian melalui Selo memakan waktu sekitar 5 jam hingga ke puncak. Jalur lain adalah melalui obyek wisata Kaliurang(Sleman-Yogyakarta) di sisi selatan. Jalur ini lebih terjal dan memakan waktu sekitar 6-7 jam hingga ke puncak.

Sisi utara dari Gunung Merbabu tampak terdekat adalah Gunung Telomoyo. Terletak di wilayah 2 Kabupaten diJawa Tengah. Gunung ini memiliki ketinggian 1.894 m dpl dan merupakan gunung api yang berbentuk strato (kerucut) tetapi belum pernah tercatat meletus. Ia terlihat dari kota-kota sekitar, seperti Salatiga, Ambarawa, dan Secang. Orang-orang dapat naik hingga ke puncak Gunung Telomoyo dengan menggunakan kendaraan (roda 4) maupun jalan kaki. Di puncak gunung ini sekarang banyak didirikan menara penerus signal radio.

Searah jarum jam (ke timur) agak kejauhan terlihat Gunung Lawu. Gunung Lawu (puncak pada ketinggian 3.265 m dpl) terletak di 3 Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Status gunung ini adalah gunung api "istirahat" dan telah lama tidak aktif, terlihat dari rapatnya vegetasi serta puncaknya yang tererosi. Di lerengnya terdapat kepundan kecil yang masih mengeluarkan uap air (fumarol) dan belerang (solfatara). Gunung ini memiliki tiga puncak, Puncak Hargo Dalem, Hargo Dumiling dan Hargo Dumilah, yang terakhir ini adalah puncak tertinggi.

Pendakian ke puncak Gunung Lawu dapat dimulai dari dua tempat (jalur): Cemorokandang di Tawangmangu, Jawa Tengah dan Cemorosewu di Sarangan, Jawa Timur. Gerbang masuk keduanya terpisah hanya 200 m. Pendakian dari Cemorosewu melalui dua sumber mata air: Sendang (kolam) Panguripan terletak antara Cemorosewu dan Pos 1 dan Sendang Drajat di antara Pos 4 dan Pos 5. Sedangkan pada jalur Cemorokandang akan melewati 5 selter dengan jalur yang relatif telah tertata dengan baik. Setiap orang yang hendak mendaki harus memahami berbagai larangan tidak tertulis untuk tidak melakukan sesuatu, baik bersifat perbuatan maupun perkataan. Bila pantangan itu dilanggar maka diyakini bakal bernasib jelek.

Berbalik arah (ke barat), tampak kejauhan (setelah Gunung Sindoro Sumbing) adalah Gunung Slamet. Gunung ini memiliki puncak tertinggi yaitu 3.432 meter yang berada di 3 Kabupaten di Jawa Tengah. Gunung Slamet merupakan yang tertinggi di Jawa Tengah serta kedua tertinggi di Pulau Jawa. Terdapat empat kawah di puncaknya yang semuanya aktif. Jalur pendakian standar adalah dari Bambangan, Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Purbalingga. Jalur populer lain adalah dari Baturraden.

Pendakian Gunung Slamet dikenal cukup sulit karena hampir di sepanjang jalur pendakian tidak ditemukan air, walaupun ada itu juga merupakan genangan air. Kepada pendaki sangat disarankan untuk membawa persediaan air yang cukup dari bawah. Faktor lain adalah kabut, kabut di Gunung Slamet sangat mudah berubah-ubah dan pekat. Selain jalur tersebut, ada pula jalur pendakian melewati Dukuhliwung. Atau bisa juga melakukan pendakian melalui obyek wisata permandian air panas Guci, jalur ini masih sangat terjal. Namun pemandangan di sepanjang rute ini lebih istimewa dibandingkan dengan rute mana pun, yaitu masih sangat alami dan masih sangat liar, berkesan jauh dari peradaban manusia.

Kembali pada cerita pendaki Gunung Merbabu, pendakian ke puncak gunung ini dapat ditempuh dari 4 jalur resmi yaitu : sisi utara berupa jalur Cuntel dan Tekelan (di Kopeng, Kec. Getasan, Kab.Semarang), sisi barat berupa jalur Wekas (di Kaponan, Kec. Pakis, Kab. Magelang) dan sisi selatan berupa jalur Selo (di Genting, Kec. Selo, Kab. Boyolali).

Menurut mereka perjalanan akan sangat menarik bila kita berangkat dari jalur utara/barat dan turunnya lewat jalur selatan. Pemandangan yang sangat indah (elok-nya) dapat disaksikan disepanjang jalur tersebut. Tampak deretan gunung-gunung yang menyertai kita (Gunung Merbabu), antara lain : Gunung Telomoyo, Gunung Ungaran, Gunung Andong, Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, Gunung Slamet, Gunung Lawu, dan Gunung Merapi.

Mereka juga terpesona (=elok) oleh adanya seven summit yang menjadi keluarga Gunung Merbabu, yaitu puncak Geger Sapi (3.002), puncak Syarif (3.137), puncak Trianggulasi (3.132), puncak Pertapaan, puncak Watutulis, dan puncak Odorante. Serta puncak tertinggi yaitu puncak Kenteng Songo. Setiap tahun terdapat 3 (tiga) momentum rutin yang menjadi “hajatan” para pendaki Gunung Merbabu, yaitu : upacara bendera di puncak pada HUT Kemerdekaan RI (17 Agustus), peringatan Tahun Baru Islam (1 Syuro) dan “pesta” penutup berupa perayaan malam Tahun Baru (1 Januari).

Itulah sepenggal cerita “elok” tentang Gunung Merbabu, mari kita nikmati pendakian yang cinta alam dan cinta lingkungan ini dengan menjaga kebersihan (bawa turun sampah kita), keindahan (ojo corat-coret/berbuat vandalism), dan kelestarian (dilarang berburu satwa atau mengambil edelweis) kawasan Gunung Merbabu.

Sehinga sempurna sudah ELOKNYA GUNUNG MERBABU.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun