Mohon tunggu...
Jarot Nugroho
Jarot Nugroho Mohon Tunggu... -

Saya adalah seorang muslim lajang yang berdomisili di kota susu (Boyolali), Jawa Tengah. Saya merupakan alumni Institut Pertanian Bogor angkatan 2005. Olahraga futsal adalah hobi saya.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Berhijrah ke Bank Syariah karena Mendapat Banyak Faedah

1 Agustus 2010   11:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:24 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya mulai menggunakan produk bank syariah sejak duduk di bangku kuliah, tepatnya pada tahun 2006. Seorang kakak kelas memperkenalkan kepada saya tentang perbankan syariah dan mengajak untuk berhijrah dari perbankan konvensional ke perbankan syariah. Argumen yang dia berikan ketika itu adalah bahwa seorang muslim hendaknya menghindari riba dan hal itu terdapat pada bank konvensional dengan penerapan sistem bunganya. Berbeda dengan bank syariah yang menerapkan sistem bagi hasil dan tidak menerapkan sistem bunga, sehingga terbebas dari unsur riba.

Akhirnya ajakan itu saya ikuti dan sesegera mungkin saya mengalihkan tabungan lama yang konvensional ke tabungan baru yang syariah. Selain ajakan tersebut, faktor lingkungan juga merupakan faktor pendorong bagi saya untuk beralih ke tabungan syariah. Saya melihat bahwa teman-teman yang saya kenal telah menggunakan produk bank syariah. Hal itu memperkuat tekad saya untuk segera berhijrah menggunakan produk bank syariah.

Setelah menutup rekening lama di bank konvensional, maka kemudian saya membuka rekening di salah satu bank syariah ternama yang juga memiliki unit konvensional. Alasan memilih bank tersebut karena nama bank tersebut cukup familiar bagi sayadibandingkan dengan bank syariah yang lainnya.

Setelah beberapa lama menggunakan produk bank syariah tersebut, saya menemukan sejumlah kekurangan sehingga membuat saya tidak ingin berlama-lama mempertahankan tabungan di bank tersebut. Beberapa kekurangan yang saya temukan di antaranya yaitu adanya potongan per bulan pada tabungan yang jumlahnya cukup besar dan dikenakannya biaya transfer yang cukup mahal ketika orang tua mengirim uang saku kepada saya. Waktu itu, di tempat saya belum ada kantor cabang bank syariah tersebut sehingga transfer dilakukan melalui bank unit konvensionalnya.

Pada saat saya mulai menemukan kekurangan yang dimiliki produk bank syariah tersebut, di saat yang bersamaan pula seorang teman memperkenalkan bank syariah yang lain. Produk yang ditawarkan bank tersebut sangat menarik. Keunggulan-keunggulan yang dimiliki ternyata merupakan kelemahan bagi produk bank syariah yang sedang saya pakai saat itu. Menurut saya keunggulan yang dimilikinya sangat signifikan. Di samping tidak ada potongan bulanan dan tidak dikenakan biaya transfer, keunggulan lainnya adalah kita bisa mengambil uang melalui ATM di semua gerai (ATM Bersama) tanpa potongan biaya. Luar biasa!

Oleh karena itu, kita tidak perlu khawatir mencari-cari gerai ATM bank tersebut untuk menghindari potongan biaya pada saat mengambil uang. Dan ketika kita bertanya pada seseorang, “Di mana ATM terdekat?” kemudian orang tersebut bertanya balik kepada kita, “ATM bank apa?” maka dapat dengan mudah kita bisa menjawab, “ATM bank apa saja, asalkan ATM Bersama.” Atau ketika kita datang ke ATM center dan di sana terjadi antrian panjang di salah satu gerai ATM, maka kita tidak perlu bergabung dengan barisan antrian tersebut karena kita bisa mengambil uang di gerai ATM Bersama lainnya di tempat tersebut. Tanpa potongan!

Beberapa saat kemudian saya sempat khawatir jika saya jadi beralih ke produk bank syariah yang baru saya kenal ini karena di kota saya belum ada kantor cabangnya. Terpikir dalam benak saya bahwa nantinya jika orang tua saya akan mengirim uang saku maka tentunya akan kerepotan. Entah harus ke luar kota untuk mencari kantor cabang bank tersebut demi menghindari biaya transfer, atau supaya praktis transfernya melalui salah satu bank konvensional yang ada di kota kami namun dengan resiko terkena biaya transfer yang tidak sedikit.

Terkait dengan hal ini, teman saya kemudian menjelaskan bahwa transfer dapat dilakukan melalui kantor pos terdekat dan tanpa dikenakan biaya transfer. Oleh karena itu kita tidak perlu repot-repot mencari kantor cabang bank tersebut sehingga terbebas dari biaya transfer. Penjelasan tersebut akhirnya memantapkan keinginan saya berhijrah untuk yang kedua kalinya, dari bank syariah yang lama ke bank syariah yang baru.

Ketika menutup rekening di bank syariah yang lama, saya sempat kebingungan menjawab pertanyaan petugas bank. Dia bertanya dengan nada mendesak tentang alasan saya menutup rekening pada waktu itu. Alasan paling jujur adalah ingin mengalihkan tabungan ke bank syariah lain. Namun tentunya tidak enak jika saya harus mengatakan hal itu. Akhirnya saya beralasan bahwa di kota saya belum ada kantor cabang bank tersebut sehingga transfer harus melalui bank lain dan dikenakan biaya yang cukup besar.

Hingga kini, saya masih menggunakan produk bank syariah terakhir tersebut di atas. Karena merasa puas dengan kelebihan-kelebihan yang dimilikinya, maka beberapa kali saya sempat mempromosikan produk tersebut kepada sejumlah teman.

Namun demikian, akhir-akhir ini kepuasan saya terhadap produk ini agak berkurang. Yang pada mulanya tidak ada potongan per bulan, sekarang menjadi ada. Walaupun jumlahnya tidak seberapa, namun potongannya cukup terasa. Beberapa teman juga sempat menyayangkan hal ini. Jika satu per satu secara berlanjut keunggulan-keunggulan itu ditiadakan atau dikurangi, maka bukan tidak mungkin saya akan berhijrah untuk yang ketiga kalinya…

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun