Tersebutlah seorang ahli suffah* sedang berjalan-jalan di jalanan kota , Saat berjalan matanya tanpa sengaja tertuju kepada seorang anak kecil yang sedang termenung sendiri di sudut sebuah taman , dari raut wajahnya terlihat bahwa sang anak sedang bersedih , sang ahli suffah berpikir mungkin itu karena anak-anak lain tak mengajaknya bermain bersama, lalu ia pun berjalan ke arah sang anak, sesampai di sana ia bertanya kepada sang anak:
” Nak mengapa engkau bersedih ? Dan mengapa engkau tidak bermain seperti anak-anak lainnya? Lalu sang anak menjawab dengan pertanyaan yang sangat sederhana, layaknya pertanyaan anak kecil biasa yang polos namun sangat tak terduga,,,si anak kecil bertanya kepadanya,, ” wahai paman apakah kita di ciptakan oleh Allah di dunia ini untuk bermain-main?
Lalu sang anak melanjutkan jawabannya,”wahai paman, ketika ibuku memasak, aku melihat cara ia menyalakan api,,, ibuku membakar ranting-ranting kecil terlebih dahulu,,sebelum ranting yang besar, ia meletakkan ranting kecil tersebut dibagian paling bawah dari tungku, agar apinya cepat menyala,,,hal itu membuatku bersedih karena aku takut,,,kelak di hari akhir,,aku membayangkan apakah anak kecil sepertiku akan dibakar terlebih dahulu di banding mereka yang lebih dewasa dineraka?
Itulah pertanyaan seorang anak kecil yang membuat decak kagum sang ahli suffah, bagaimana seorang anak kecil yang ternyata baru berumur 11 tahun begitu memikirkan nasibnya di akhirat,,sudahkan kita, memikirkan kelak apa yang akan terjadi pada diri ini di hari akhir?
Esok masihlah misteri, namun apapun yang akan kita perbuat kemarin maupun hari ini akan sangat berdampak pada diri ini kelak di akhirat, beribadahlah selalu, lakukan yang terbaik,,hindari dosa sekecil apapun,,layaknya sang anak kecil ,,baginya bermain tidak akan mendatangkan manfaat apapun kelak di akhirat, walaupun hal tersebut mungkin membuatnya senang, dan sebenarnya bukanlah suatu dosa jikalaupun ia bermain-main,,,akan tetapi ia merenung, bahwa mengapa ia harus melakukannya jika itu hanya sebuah pekerjaan yang sia-sia?
*Ahli Shuffah adalah orang Islam dan dianggap tamu-tamu Islam oleh Nabi saw. Mereka tidak punya tempat tinggal dan tidak punya kerabat di Madinah. Mereka tinggal di halaman masjid Nabawi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H