Mohon tunggu...
junet rajagukguk
junet rajagukguk Mohon Tunggu... -

Nothing special...just ordinary man

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Curhat Kepada Komisi Perlindungan Anak dan Perempuan DPR RI

12 Juni 2015   16:51 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:05 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yth. Para Bapak Ibu Anggota DPR RI

Sebelumnya, latar belakang saya adalah seorang ayah dari 1 putri yang kini berusia 1 tahun 10 bulan. Mempunyai anak di tengah situasi negara ini, dimana kejahatan terhadap anak-anak terus meningkat, membuat saya begitu khawatir. Apalah daya anak-anak ini untuk melakukan perlawanan apabila pelakunya adalah orang-orang dewasa yang mempunyai tenaga yang jauh lebih kuat untuk melakukan tindakan kekerasan dan pelecehan seksual terhadap mereka.

Sering saya membaca berita mengenai tindakan kekerasan/aniaya, pelecehan seksual, dll yang membuat hati saya berdetak kencang sekaligus marah. Karena korbannya adalah anak-anak Indonesia, para generasi penerus bangsa ini YANG SEHARUSNYA DILINDUNGI KESELAMATANNYA.

Mungkin selama ini saya sudah pada titik puncak “rasa tidak percaya” akan komitmen Bapak/Ibu dalam mewakili suara kami –rakyat Indonesia-, tapi saya tetap menuliskan surat ini. Mudah-mudahan Tuhan membuka pintu hati Bapak/Ibu melihat betapa suramnya perlindungan anak-anak Indonesia di negeri ini.

Bapak/Ibu bisa menyimak beberapa kasus dari ribuan kasus dimana anak-anak yang menjadi korbannya :

1. Kasus Anak NA (Mei 2015)

Anak perempuan itu tinggal di Jalan Benteng, Medan Helvetia, dan kerap disiksa oleh kedua orang tuanya. NA mengaku luka-luka dialaminya akibat dianiaya ibu tiri dan ayahnya. Di bagian kiri pipi bocah itu terdapat luka bekas jahitan. Katanya luka itu akibat disabet pisau. Telapak tangannya juga terlihat bekas luka bakar. Luka itu menurut dia akibat disiram minyak panas. Pada lengan kanan NA juga terlihat bekas luka karena dianiaya dengan parang. Sejumlah luka memar juga terlihat jelas di tubuhnya. Bahkan, tiga giginya tanggal karena dianiaya. "Dipukul pakai alu," kata NA.

Saat kabur sejauh 500 meter dari rumahnya, NA bertemu dengan Hasni, warga Jalan Benteng, Gang Dame. "Waktu itu aku mau beli beras. Dia datang, pakaiannya kumuh, enggak pakai sandal. Dia bilang, 'tolonglah aku Bu. Siapa yang mau pelihara aku," kata Hasni.

2. Kasus Utomo Poernomo dan Nurindra Sari, pelaku kekerasan terhadap anak-anaknya (Mei 2015)

Lihatlah alasannya setelah menganiaya dan menyekap anaknya , bahwa perbuatan ‘kerasnya” selama ini untuk pembentukan moral bagi anak-anaknya. “Anak saya empat perempuan dan satu laki-laki. Kalau tidak saya tanamkan disiplin yang baik, mau jadi apa mereka kalau sudah besar,” katanya di ruang tahanan Unit Jatanras, Polda Metro Jaya.

Sementara itu, Nurindra Sari, istri Utomo menyatakan, luka lebam yang selama ini terlihat di sekujur tubuh anak-anaknya itu hanya perkataan tetangga yang dinilainya berlebihan. “Luka di mana coba? Kalaupun ada, itu juga karena jatuh saat bermain atau lecet karena bermain bola. Mereka kan anak-anak, jadi wajarlah tubuhnya lecet karena terjatuh,” kata Nurindra.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun