Mohon tunggu...
Jari Pena
Jari Pena Mohon Tunggu... wirasastra -

kehidupan ini apapun ronanya sebenarnya hanya berujung pada satu muara yaitu : cinta,,

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

"Sono Un Pezzo Solitario A Sinistra"

15 Desember 2017   16:55 Diperbarui: 15 Desember 2017   17:15 685
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Saat mencari-cari,,,,
Saat tak kutemukan,,,
Saat tangisan dan kepedihan salah tingkah dengan tawa
Ketika anggukan doa malam hari hanya ucapan lirih penuh makna,namun saat pagi tiba, berubah menjadi meriam penuh jelaga
Sang maha terhijab oleh keserakahan dan prasangka,,,,

Gusti,,,,keadilan menangis sembari meringkuk di sudut  waktu, tersedu menyesali anak jaman bertingkah seolah ini jaman edan.  Jaman edan? bukankah yang edan adalah mempersembahkan ketulusan dan  kejujuran hanya untuk sang tuan polan, tanpa alasan. Bukankah itu edan  tatkala hujan menari-nari seraya menangisi sang dendam yang kian beranak  pinak sampai mulut berbusa kehabisan kata-kata.

Dalam tangisan yang meliuk sebelum luluh lantak, ucapan  sumpah serapah hanya meminta kutukan, sebelum terkulai dengan belati  yang menancap di bayangan dan menggumam:,,,,,,,,Sono un pezzo solitario a  sinistra,,,,,,,,,,
*aku sepotong sepi yang tersisa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun