Mohon tunggu...
Ahmad Suraji
Ahmad Suraji Mohon Tunggu... -

aku hanya laba-laba kecil, yang menenun jejaringku untuk mencoba menangkap semesta makna.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Naluri Itu

14 November 2011   09:31 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:41 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

pulang kerja, jalan kaki. dua sahabat itu mengobrol.

"cinta takkan datang kalau tidak dicari. ini pepatah jaman sekarang. bukan jamanya ibu atau nenek kita dulu lagi, soal jodoh dicarikan." kata tia.

"iya sih, tapi aku tidak secantik kamu. di mana para lelaki pun datang pergi walau cuma sekedar menggoda!" timpal jumiah.

"kau juga tidak seburuk wanita yang sampaisampai lelaki berpaling ketika melihatmu?"

"umurku mendekati empat puluh tahun. mengerikan jika mengingatnya." kata jumiah sedikit sedih.

"sabar, mungkin belum saatnya ketemu jodohnya."

~~~~~~~~~

di rumah. di depan cermin.
"semoga ada datang lelaki yang bukan karena kasihan padaku." bisik bathin jumiah.

disisir rambutnya. dari hati, sebenarnya ia sangat kesepian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun