Mohon tunggu...
Ahmad Suraji
Ahmad Suraji Mohon Tunggu... -

aku hanya laba-laba kecil, yang menenun jejaringku untuk mencoba menangkap semesta makna.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hujan Pertama

9 November 2011   08:52 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:53 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

awal november, akhirnya turun hujan juga. hujan pertama, serasa betul bau tanah kering diguyur air hujan. hmm, baunya khas betul.

dan aku hanya melihat hujan ini dari balik jendela kaca. ada percikan-percikan kecil serupa kembang api ketika air jatuh dari genting ke tanah. indah sekali hujan pertama ini.

eh, ada segerombolan anak kecil melintas hujan-hujanan. ah, jadi ingat masa kecil. di saat segalanya serba spontan, dunia tampak lebih ceria dan bebas.

mungkin aku terjun saja ikut mereka berhujan-hujanan, tapi pikiran-pikiran; entar sakit masuk angin, repot baju basah, malu bukan anak kecil lagi, dan lain-lainya.

huh, rupanya nalar-nalar kedewasaan malah tanpa disadari menjelma penjara bagi diri sendiri. kini kurasakan betul, setelah sedewasa ini separuh kebahagiaan telah hilang.

rindu hujan masa kecil.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun