Mohon tunggu...
Ahmad Suraji
Ahmad Suraji Mohon Tunggu... -

aku hanya laba-laba kecil, yang menenun jejaringku untuk mencoba menangkap semesta makna.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dia

11 November 2011   10:29 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:47 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

waktu istirahat itu, dari gudang ia menemukan  koran lama. masih lengkap halamanya, karena distaples.

"koran tanggal berapa?" tanya temanya menghampiri.

"koran tahun 2008, kok."

"hahaha, masih kau baca juga!"

dan pergi berlalu temanya tadi. ia paham temanya tadi cuma suka halaman olah raga, terutama sepak bolanya.

ia tak menghiraukan yang dianggap lucu temanya tadi. karena ia berpikir, koran lama juga sebentuk catatan sejarah. "jas merah: jangan sekali-kali melupakan sejarah." kata bung karno ini selalu diingatnya.

di tempat kerjanya itu, agen jasa pengiriman barang, gaji bulanan dia rp. 650 ribu. jauh dari UMK di kabupatenya yang rp. 850 ribu.

dan di antara teman-teman kerjanya, tidak ada yang tahu kalau di rumah ia banyak membuat kliping dari koran. yang tidak ada yang tahu itu pula diam-diam ia juga seorang penulis. penulis amatiran, begitu ia menjuluki dirinya sendiri.

"dengan menulis aku mencoba mengubah hidupku untuk sedikit lebih baik." ini yang selalu di bathinya.

siang itu, dengan koran lama di tangan ia tenggelam dalam dunianya sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun