awal november, akhirnya turun hujan juga. hujan pertama, serasa betul bau tanah kering diguyur air hujan. hmm, baunya khas betul.
dan aku hanya melihat hujan ini dari balik jendela kaca. ada percikan-percikan kecil serupa kembang api ketika air jatuh dari genting ke tanah. indah sekali hujan pertama ini.
eh, ada segerombolan anak kecil melintas hujan-hujanan. ah, jadi ingat masa kecil. di saat segalanya serba spontan, dunia tampak lebih ceria dan bebas.
mungkin aku terjun saja ikut mereka berhujan-hujanan, tapi pikiran-pikiran; entar sakit masuk angin, repot baju basah, malu bukan anak kecil lagi, dan lain-lainya.
huh, rupanya nalar-nalar kedewasaan malah tanpa disadari menjelma penjara bagi diri sendiri. kini kurasakan betul, setelah sedewasa ini separuh kebahagiaan telah hilang.
rindu hujan masa kecil.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H