Siapa yang tidak hafal sebuah kalimat ajaib HOM PIM PAH ALAIHOM GAMBRENG? Saya yakin semua tahu dengan kalimat ini, terlebih untuk generasi tahun 1990an pasti sudah hafal dengan kalimat ini. Ya, kalimat ini merupakan sebuah kalimat yang diucapkan ketika kita hendak bermain, bukan bermain gadget melainkan memainkan permainan tradisional yang diwariskan oleh orang tua dan leluhur kita.
Banyak sekali mainan rakyat atau mainan tradisional yang kita miliki, ada yang disebut kolecer atau kitiran, sebuah permainan dengan baling-baling dibagian depannya lalu akan berputar jika terkena angin. Material yang digunakan dalam permainan ini pun sangat mudah untuk dicari, yaitu bambu.
Menurut penuturan M. Zaini Alif, seorang pakar mainan tradisional sekaligus pendiri Komunitas Hong, beliau juga merupakan dosen pembimbing tugas akhir saya. Saya mendapat pengetahuan tentang mainan tradisional dari Bapak Zaini Alif ketika beliau mengajar di semester awal perkuliahan dengan mata kuliah kebudayaan sunda.
Menurutnya, bermain itu tidak main-main. Ada sekitar 250 jenis mainan tradisional di tanah sunda, 212 mainan tradisional di Jawa, 50 mainan tradisional di Lampung dan 300 mainan lainnya dari berbagai provinsi di Indonesia, kalau kita kumpulkan semua permainan ini akan ada ribuan permainan yang kita miliki, jadi kita ini negara ‘main-main’ sepertinya. Hehe
Lalu apa hubungannya dengan membangun bangsa yang berkarakter dan kuat? Tentu semua permainan ini mempunyai andil sangat penting. Mari kita lihat hubungan antara permainan tradisional dan membangun bangsa yang berkarater dan kuat.
Kita ambil beberapa permainan tradisional yang ternyata mempunyai makna dan secara tidak langsung membentuk karakter kita sejak kecil. Ada yang mengenal permainan SONDAH MANDAH? atau ditempat lain dikenal dengan nama Engkle, Piccek Baju, ataupun Ingkling. Ternyata kata Sondah Mandah dalam kamus Belanda mempunya arti Sunday Monday, lalu mengapa diberi nama sondah mandah, karena kotak-kotak yang digunakan dalam permainan ini ada 7 kotak melambangkan 7 hari dalam seminggu.
Dalam permainan ini akan ada pemain yang mempunyai 3 – 4 bintang berkat kerja kerasnya, berbeda dengan yang sering kalah dalam permainan, dia tidak akan memiliki bintang tetapi hanya lompat dan lompat terus, dalam kehidupan nyata pun seperti itu, yang tidak mempunyai rumah akan mengontrak sana-sini tanpa mempunyai rumah yang tetap, permainan ini mengajarkan kepada kita pentingnya kerja keras.
Di Brazil, permainan sondah mandah disebut dengan Amarelinha From Earth to Heaven, 7 kotak melambangkan earth (bumi) dan lingkaran di paling atas melambangkan heaven (surga). Tujuan akhir permainan ini adalah menaruh bintang di bulatan teratas, semua pemain akan mempunyai satu bintang di bulatan tersebut, itu melambangkan semua dari kita akan mempunyai rumah di surga-Nya.
Selanjutnya ada permainan PACIWIT-CIWIT LUTUNG atau injit-injit semut, ada yang masih ingat? Dalam permainan ini kita akan diajarkan tentang kecerdasan emosi (emotional quotion). Dalam permainan ini kita akan menggunakan cubitan tangan, ketika tangan paling atas mencubit dengan keras maka cubitan tersebut akan sampai ke tangan yang paling bawah, kemudian tangan paling bawah akan pindah keatas dan memulai cubitan kembali, semua pemain akan merasakan bagaimana rasanya ketika diatas dan ketika dibawah, dalam permainan ini mengajarkan kepada kita bahwa apa yang kita lakukan kepada orang lain akan kembali lagi kepada kita, jika saat kita paling atas melakukan cubitan yang keras, maka ketika kita dibawah teman kita akan melakukan hal yang sama kepada kita.