Mohon tunggu...
Jarang Makan
Jarang Makan Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Penggemar content manajemen, pengembangan diri, dan fiksi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen Cinta Hana dan Topi Hijau 3

3 Oktober 2024   07:04 Diperbarui: 3 Oktober 2024   07:15 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tema percakapan mereka kali ini mau tak mau mendatangkan kesuraman.

Karena nuansa muram yang makin terasa pekat, Hani memandangi Hana sambil memasang sebuah senyuman menggoda. "Karena mungkin aku cukup lama di sana dan sinyal ponsel mungkin akan sulit, kamu nanti jangan terlalu kangen ke aku loh," katanya.

"Ih kamu. Narsis banget deh. Siapa juga yang ngangenin kamu," Hana menjulurkan lidahnya. Walau di bibir ia berkata tidak, tapi jauh di kedalaman perasaannya Hana terasa ingin mencegah Hani berangkat.

"Jaga dirimu baik-baik, Hani. Semoga kamu selamat dan bisa membantu mereka." ucapan yang klise, tapi hanya itu yang bisa diucap Hana di saat ini.

"Terima kasih, Bu Hana," kata Hani masih dengan senyum menggodanya. "Aku akan selalu mengingat nasehatmu."

Baguslah. Awas kalau sampai melupakan nasehat ibu. Entar pas pulang akan Ibu jewer," jawab Hana meneruskan gurauan Hani.

Hani pun berpamitan kepada Hana dengan senyuman ajaibnya, senyuman yang bisa bikin siapapun bahagia bila memandangnya, mengucapkan selamat tinggal. Ia berjalan dengan langkah pasti, menjauhi taman tempat mereka berbincang.

Hana menatap punggung Hani yang semakin menjauh. Ia merasa sedih melihat Hani pergi, tetapi ia bangga dengan semangat Hani yang ingin membantu orang lain. Ia berharap bahwa Hani akan selamat dan bisa memberikan bantuan yang bermanfaat bagi para korban bencana.

Hana menarik napas dalam-dalam, mencoba untuk menguatkan dirinya. Ia mengingat pesan Hani, "Kamu fokus saja pada kuliah." Ia pun kembali ke perpustakaan, mencoba fokus pada tugas-tugas kuliahnya.

Namun di sisa sore itu, bayangan Hani terus menghantuinya. Ia berharap bahwa Hani akan segera kembali dengan selamat. Ia berharap bahwa Hani akan selalu aman di lokasi bencana.

Di keesokan harinya, Hana terus memantau berita tentang bencana gempa bumi tersebut. Ia rajin membuka situs berita, menonton siaran televisi, dan membaca lini masa portal berita. Ia ingin mengetahui perkembangan terkini tentang bencana itu, dan ia berdoa bahwa Hani akan baik-baik saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun