Mohon tunggu...
Jarang Makan
Jarang Makan Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Penggemar content manajemen, pengembangan diri, dan fiksi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi Sesuap Bayam Cinta

30 Maret 2024   15:22 Diperbarui: 30 Maret 2024   15:23 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di dapur hangat, aroma memikat.
Sayur bayam itu dimasak dengan perasaan.
Dalam panci, sayuran dan bumbu bergulat.
Nikmat sayur bayam ibu tercurahkan.
 
Daun hijau segar, bergoyang memikat.
Berlimpah nutrisi, penuh manfaat.
Ddengan cinta ibu menyajikan hidangan.
Menyehatkan tubuh, mendatangkan pencerahan.
 
Suapan pertama, rasanya begitu mewah.
Tekstur yang lembut, mengundang gairah.
Bayam yang merekah, terasa di lidah.
Pokoknya sayur bayam ibu tak pernah kalah.
 
Dalam setiap kecapan, terjalin kenangan
Ibu yang penuh kasih, selalu memanjakan
Sayur bayam yang sederhana, tapi berharga
Menyatukan hubungan, mempererat keluarga
 
Sayur bayam ibu adalah sebuah keajaiban.
Tak ternilai harganya, tak tergantikan.
Dirimu pahlawan dari dapur, penyejuk emosi jiwa.
Terima kasih teruntuk sayur bayam yang istimewa.
 
Dalam setiap sendok, selalu terasa,
Cinta dan kehangatan yang tak terhingga.
Sayur bayam buatan ibu, anugerah yang sempurna.
Nikmat sayur bayam ibu, takkan pernah terlupa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Gila Jabatan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun