Waktu itu di bawah naungan dedaunan di depan perpustakaan.
kita kembali mengalami perjumpaan.
setangkup masa berlalu dari sebuah kejadian.
rasa sesal membayang sulit terhapuskan.
waktu itu bersama banyak teman menjelang sebuah perjalanan.
aku berpindah rombongan demi sebungkus cemilan.
teman yang lain masuk menggantikan.
lalu rombongan itu tertimpa bencana tiada terelakkan.
aku hanya bisa lemas dengan tangan kaki bergemetaran.
entah mengapa rasa bersalah muncul di hadapan .
erang kesakitan mengapa masih tergaung di pendengaran.
hari-hariku resah, gundah, berantakan.
namun perjumpaanmu meniupkan kesegaran.
perkataanmu meredam emosi kegalauan.
tawamu memeluk dengan aura ketenangan .
terima kasih teman karena telah hadir di sebuah perjumpaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H