A
Musykil belaimu kugapai, Zed. Talak sudah kujatuhkan, teruntuk Jeny. Kugapai kian, makin-makin gugur hanya meluncur ke bawah semasih belum sampai menghirup lebu gerbang hatimu. Kau brengsek! Tapi aku lebih. Aku mengecap kepuasan bersama Jeny tapi berbeda kalau badai jenuh menghantam menerlantarkanku di daratanmu. Aku mendambakanmu.
Zed
Aku mencintamu, Toer. Selalu akan, selalu selalu, dan selalu tak jeda. Amat enggan jikalau badai makian apapun mengganggu serambi kami. Tak sudi--sangat selain maut merobek kami. Tak ingin makhluk kecaman ini tiba jengkal muka dariku.
A
Dustaanku tak terjumlah. Lain daripada perasaan ini yang sah adanya padamu, Zed meskipun kemesraanmu dengan Toer murni. Lagi, mengapa harus Toer dan tidak aku? Aku benar tak tahan. Kau ucap tak menganggap cinta itu nyata. Munafik akhirnya kau mempercayai cinta di tangan Toer bukan yang kutawarkan lebih dulu. Milikku lebih nyata biar kubuktikan.
Zed
Sialan! Pindah ke kota ini tak menyelesaikan perkara, dia malah mengikuti kepindahanku dan kabarnya menceraikan istrinya yang penuh sandiwara itu. Aku muak dihantui istrinya yang serakah itu—Ah mereka sama-sama serakah. Aku harus menutupi ini semua dari Toer. Harus beralasan apalagi untuk alasan pindah rumah?Â
A
Tuhan, Dewa, Iblis manakah kekuatan kalian yang paling bisa kuandalkan? Aku ingin merampas masa lalu untuk diubah atau takdir yang kusunting yah. Ingin kuhapus sapaan Toer di setiap harinya Zed. Atau, jadikan aku serupa berkuasanya seperti kalian, agar semua suratan ini berantung inginku.
Zed