Mohon tunggu...
OPA JAPPY
OPA JAPPY Mohon Tunggu... profesional -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Acount Baru http://www.kompasiana.com/opajappy

Selanjutnya

Tutup

Catatan

WAJAH Humanis Seorang Umar Patek

11 Mei 2012   02:21 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:27 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terdakwa kasus bom Bali Umar Patek menyampaikan permintaan maaf kepada korban bom Bali pertama dan bom Natal.  "Saya minta maaf kepada keluarga korban atau pun korban yang mengalami luka atau cacat permanen atau pun kepada seluruh masyarakat Bali khususnya saat itu yang merasa mengalami proses pemiskinan dan juga kepada umat Kristiani di Jakarta yang menjadi korban bom Natal itu sendiri"  (bbc.uk/indonesia.com, Senin 7 Mei 2012).

Mungkin anda seperti saya, yang beberapa kali membaca news dari bbc.uk (bahasa edisi Inggris maupun Indonesia); dan setelah beberapa kali, saya mempunyai kesimpulan kecil bahwa, pengakuan ini memang benar, dan keluar dari mulut Umar Patek.

Umar Patek, mengakui diri bahwa ia juga berperan dalam aneka pengemboman di Nusantara; dan dari semua perencana dan aktor pengeboman, hanya dirinya lah (hanya Umar Patek) yang melakukan - menyampaikan maaf; yang lainnya, justru bangga dan menyatakan diri tak bersalah.

Lalu, mengapa Umar Patek, lakukan hal tersebut!? Menurut ku, mengapa ada nada-nada kemanusiaan muncul dari seorang teroris yang di cari-cari!? Atau, ternyata masih ada nurani kemanusiaan yang tersimpan pada dirinya. Dan itulah, yang membuat ia berani ungkapkan maaf serta penyesalan (dan saya mengharapkan bahwa semua ucapannya ini bukan semu, melainkan keluar dari hati nuraninya yang bersih dan jujur).

Saya berhasil menemukan foto-foto Umat Patek ketika masih remaja - muda, masih usia belasan sampai dua puluhan. Terlihat dengan jelas bahwa ia adalah anak muda dengan tatapan mata tajam, lugu, bersahaja, namun punya kemampuan belajar, serta cenderung genius pada bidang-bidang tertentu; bahkan ia adalah seorang yang penurut atau pun setia pada peer group/kelompoknya.

13366987091751307823
13366987091751307823
Akan tetapi, jika dibandingkan dengan wajah - foto, ketika menjadi seorang buruan -  dan kemudian menjadi terdakwa (lihat dan bandingkan foto), Umar Patek telah berubah menjadi wajah menakutkan - penuh amarah - serta menyimpan misteri. Sudah tak nampak tanda-tanda persahabatan pada wajahnya; yang ada tatapan mata tajam, yang menembus mata - hati - diri orang-orang yang ada di sekitarnya.

Ku berimajinasi, tentang betapa hebatnya, ajaran - input yang masuk ke diri Umar Petek yang lugu sehingga mampu merobahnya menjadi salah satu orang yang paling dicari aparat keamanan.  Tentu, apa yang masuk ke Umar Patek itu, adalah sesuatu yang mampu membuat dia menghapus  semua yang sebelumnya ada pada dirinya, dan menjadi salah satu mesin pembunuh.

Tidak menutup kemungkinan, banyak orang seperti Umar Patek; orang-orang yang lugu - tulus - ramah - bersahaja - beragama dengan apa adanya;  namun dirubah dan berubah menjadi para pelaku kehancuran.  Menurut saya (walau diri ku bukan pembela tindak kejahatan atau pun salah satu bagian dari terorisme), Umar Patek telah memperlihatkan dirinya yang sebenarnya. Ia berada pada satu komuniti yang menciptakannya sebagai seseorang yang tak bisa menolak dan membantah (di pengadilan, ia mengaku di suruh - diperintah).  Selama dalam pelarian, ia  pasti mengalami gejolak jiwa dan rohani, bahkan kegalauan, sehingga di pengadilan, ia ungkapkan isi hatinya. Munkin saja, kini ia lebih tenang, dan nanti pada pengadilan selanjutnya, ia lebih mampu - lebih kuat - lebih terbuka; atau bahkan ia akan ungkapkan banyak hal dan lebih besar dari yang kita semua duga.

Kita tunggu saja.

133491120497071734
133491120497071734
foto koleksi bbc.uk/indonesia.com - muslimdaily.net - kompasiana media library Abbah Jappy

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun