Ketiga remaja ini, Abdul Aziz (siswa kelas IX MTs Fathan Mubina Ciawi), Ilham Maulana (siswa kelas VII MTS Fathan Mubina), dan Abdurrahman Assegaf (siswa kelas VIII SMPN 3 Ciawi), patu menjadi contoh dan teladan bagi rekan-rekan seusianya, bahkan orang dewasa lainnya. Ketiga remaja tersebut, pada 20 Mei 2013, berhasil berhasil menggagalkan upaya pemerkosaan oleh Asep (16 tahun, tukang ojek yang biasa mangkal di pertigaan Cimanda, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor) terhadap PA, 14 tahun, ABG yang menjadi penumpangnya.
Keberanian mereka, mendapat aprisiasi dari Bupati Kab Bogor Rachmad Yasin dan isteri; mereka mendaapt sejumlah hadiah dan tabungan.
Mungkin bagi kita, aksi penggalan itu terlihat sederhana, atau mereka bisa seperti itu karena ada pada saat dan tempat yang tepat, sehingga dapat mengagalkan aksi perkosaan oleh si tukan ojek (yang juga masih berusia belia). Orang lain pun bisa, jika menemukan seperti itu. Oke lah.
Namun, ketiga remaja tersebut telah menujukan kepada publik bahwa mereka masih mempunyai kesetiakawanan sosial, kepekaan terhadap adanya aksi kejahatan, naluri untuk menolong sesama, serta keberanian untuk menyelamatkan orang lain dari (korban) tindak kejahatan. Bukankah, pada masa kini, banyak orang lebih suka cuek dan masa bodo tehadap hal-hal yang menimpa orang lain!?
Dengan demikian, tepat jika Bupati Kab Bogor Rachmat Yasin mengtakan bahwa, "Pemberian penghargaan ini merupakan kewajiban dari pemerintah daerah kepada masyarakat yang memiliki keberanian dan kepedulian besar terhadap lingkungannya; aksi kepahlawanan yang ditunjukkan oleh ketiga pelajar tersebut patut menjadi contoh bagi pelajar lain. Semoga peristiwa ini menjadi motivasi bagi semua, terutama para generasi muda, untuk memiliki keberanian dalam memperjuangkan kebenaran, ..."
Aksi ketiga perlajar yang mengagalkan aksi si pemerkosa yang juga masih belia itu, diharapkan bisa menjadi perhatian pihak lain; misalnya Komnas Anak, agar melakukan road show (dengan sasaran para abg, remaja, siswa SMP/SMA/MA/SMK) membangun motivasi, jika menemukan peristiwa serupa, maka mereka pun bisa menolong ataupun mengagalkannya.
Itu baru Komnas Anak, bagaimana dengan yang lain!? misalnya Diknas, polisi, dan lain sebagainya, bukankah angka perkosaan cukup tinggi di negeri ini, dan hampir tiap hari hal tersebut terjadi!?
Terpulanglah kepada kita semua ...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H