Mohon tunggu...
OPA JAPPY
OPA JAPPY Mohon Tunggu... profesional -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Acount Baru http://www.kompasiana.com/opajappy

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Menurut Nabi Sulaiman

5 Juni 2012   13:34 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:22 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_180179" align="aligncenter" width="448" caption="koleksi pribadi"][/caption]
13389038031422529939
13389038031422529939
Takut ke/pada TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan, (Amsal Salomo/Sulaiman pasal 1 ayat 7).
Terimalah didikanku, ... Karena hikmat lebih berharga dari pada permata, apa pun yang diinginkan orang, tidak dapat menyamainya. ... hikmat tinggal bersama-sama dengan kecerdasan, dan aku mendapat pengetahuan dan kebijaksanaan. Takut akan TUHAN ialah membenci kejahatan; aku benci kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat. Padaku ada nasihat dan pertimbangan, akulah pengertian, padakulah kekuatan. Karena aku para raja memerintah, dan para pembesar menetapkan keadilan. Karena aku para pembesar berkuasa juga para bangsawan dan semua hakim di bumi .... Oleh sebab itu, hai anak-anak, dengarkanlah aku, karena berbahagialah mereka yang memelihara jalan-jalanku. Dengarkanlah didikan, maka kamu menjadi bijak; Berbahagialah orang yang mendengarkan daku, yang setiap hari menunggu pada pintuku, yang menjaga tiang pintu gerbangku. Karena siapa mendapatkan aku, mendapatkan hidup, dan TUHAN berkenan akan dia. Tetapi siapa tidak mendapatkan aku, merugikan dirinya; semua orang yang membenci aku, mencintai maut." (Amsal Salomo/Sulaiman pasal 8 ayat 10 - 36)
Pada dasarnya, manusia mengalami berbagai perkembangan yang menyangkut semua aspek hidup dan kehidupannya. Perkembangan dan perubahan yang terjadi pada tiap individu mempunyai kaitan dengan sikon serta lingkungan di mana ia berada. Ini berarti terjadi dua hal yang saling melengkapi satu sama lain; pertama, karena terjadi perkembangan pada diri seseorang, maka sikon dan lingkungan di mana ia berada berubah; kedua, jika sikon dan lingkungan berubah maka tiap individu di dalamnya mengalami perubahan. Adanya kaitan itu, maka seseorang berusaha agar mengalami perkembangan dan perubahan.

Akan tetapi, perubahan dan perkembangan global seringkali tidak dialami oleh masyarakat tertentu, misalnya komunitas yang kecil dan terbatas atau dibatasi secara geografis. Ada kelompok masyarakat yang sudah mencapai taraf kemajuan tekhnologi industri, sementara yang lain masih bergulat dalam pola-pola tradisional agraris. Atau mungkin saja, sebagian besar orang sudah mencapai era informasi [yang di dalamnya juga menyangkut industri jasa dan teknologi tinggi], namun komunitas lain masih merangkak untuk menyentuh tekhnologi sederhana. Ini berarti, terjadi ketidakseimbngan perubahan dan kemajuan. Misalnya bangsa Indonesia, ada segilintir anak bangsa telah berada dalam suasana milenium ketiga, namum banyak yang berada pada kondisi millenium kedua, serta lebih lebih banyak terkurung dalam keterbatasan millenium pertama.

Langkah terbaik mencapai perubahan adalah melalui pendidikan.

Pendidikan menyangkut seluruh unsur pertumbuhan dan perkembangan manusia, yaitu aspek fisik, psikologis, intelektual, sosial, serta mental-spiritual, dan lain-lain. Oleh sebab itu, prosesnya harus dilaksanakan sedini mungkin (bahkan sejak seseorang masih ada dalam kandungan), dan dimulai di rumah [di tengah keluarga] oleh orang tua atau ayah dan ibu. Dan selanjutnya, proses pendidikan terjadi di sekolah dan lingkungan kegiatan agama serta masyarakat.

Secara umum, pendidikan dapat berarti suatu proses transformasi ilmu pengetahuan kepada generasi berikutnya. Generasi berikut tersebut mendapat pendidikan secara formal dan informal, sehingga mereka bertumbuh secara intelektual, mempunyai pengalaman keagamaan, dan sikap hidup atau moral yang baik.

Ini juga berarti, dalam proses pendidikan terjadi suatu proses persiapan (yang dilakukan sedini mungkin) kepada generasi berikut untuk menghadapi masa depannya. Karena merupakan persiapan untuk menghadapi masa depan, maka proses pendidikkan terjadi dalam rentang waktu tertentu serta menyangkut seluruh aspek hidup dan kehidupan. Pendidikan adalah usaha yang sengaja, sistimatis dan terarah untuk mencapai perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan.

Dalam proses tersebut terjadi interaksi yang saling mempengaruhi, membagi ilmu pengetahuan, serta pengalaman-pengalaman. Sehingga diharapkan, setelah selesainya proses pendidikan (bukan proses belajar, karena belajar terjadi selama hidup) pada jenjang tertentu, peserta didik memperoleh kompetensi pada bidang yang ia pelajari.

Kompetensi tersebut menyangkut nilai kognitif (dapat diukur dan diuji), nilai afektif (tidak dapat diukur namun dampaknya terlihat), serta tampilan psikomotoris (dapat terlihat), dalam hidup dan kehidupan sehari-hari.

Pendidikan tanpa menghasilkan kompetensi tertentu, merupakan sesuatu yang tak berguna untuk peserta didik dan tidak berdampak apa-apa baginya.

[caption id="attachment_180189" align="aligncenter" width="300" caption="koleksi pribadi"]

1336482712821017506
1336482712821017506
[/caption]

Jappy Pellokila

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun