“If you tell a lie big enough and keep repeating it, people will eventually come to believe it. The lie can be maintained only for such time as the State can shield the people from the political, economic and/or military consequences of the lie. It thus becomes vitally important for the State to use all of its powers to repress dissent, for the truth is the mortal enemy of the lie, and thus by extension, the truth is the greatest enemy of the State.” ... menurut google.com, “Jika Anda mengatakan sebuah kebohongan cukup besar dan terus mengulanginya, orang akhirnya akan datang untuk percaya. Kebohongan hanya dapat dipertahankan untuk waktu seperti Negara bisa melindungi rakyat dari konsekuensi politik, ekonomi dan / atau militer kebohongan. Hal demikian menjadi sangat penting bagi Negara untuk menggunakan semua kekuasaannya untuk menekan perbedaan pendapat, untuk kebenaran adalah musuh bebuyutan dari kebohongan itu, dan dengan demikian dengan perluasan, kebenaran adalah musuh terbesar negara” Dr. Joseph Goebblels (Menteri Penerangan Era Nazi - Hitler)
1328791730302572327Adakah perubahan pada diri mu atau perubahan apa yang diri mu dapatkan di/pada negeri ini, selama era rezim sekarang!?
Politik [Indonesia], politic, [Inggris] adalah padanan politeia atau warga kota [Yunani, polis atau kota, negara, negara kota]; dan civitas [Latin] artinya kota atau negara; siyasah [Arab] artinya seni atau ilmu mengendalikan manusia, perorangan dan kelompok. Secara sederhana, politik berarti seni pemerintah memerintah; ilmu memerintah; cara pengusaha menguasai. Makna politiknya semakin dikembangkan sesuai perkembangan peradaban dan meluasnya wawasan berpikir. Politik tidak lagi terbatas pada seni memerintah agar terciptanya keteraturan dan ketertiban dalam masyarakat polis; melainkan lebih dari itu.
Dengan demikian, politik adalah kegiatan [rencana, tindakan, kata-kata, perilaku, strategi] yang dilakukan oleh politisi untuk mempengaruhi, memerintah, dan menguasai orang lain atau pun kelompok, sehingga pada diri mereka [yang dikuasai] muncul atau terjadi ikatan, ketaatan dan loyalitas [walaupun, yang sering terjadi adalah ikatan semu; ketaatan semu; dan loyalitas semu]. Dengan itu, dalam politik ada hubungan antar manusia yang memunculkan menguasai dan dikuasai; mempengaruhi dan dipengaruhi karena kesamaan kepentingan dan tujuan yang akan dicapai. Ada berbagai tujuan dan kepentingan pada dunia politik, dan sekaligus mempengaruhi perilaku politikus.
Mungkin saja, keinginan - kehendak - nafsu untuk, ... menguasai dan dikuasai; mempengaruhi dan dipengaruhi ... itulah yang ada pada para pemimpin negeri ini. Sehingga mereka rama-ramai secara berjamaah, menampilkan banyak kata-kata - banyak kalimat - banyak tindakan yang menunjukan keberhasilan pemerintah.
Hampir semua hulubalang negara, dikerahkan untuk memperbaiki citra pemerintah; dan di kerjakan dengan berbagai cara, termasuk dalam bentuk kebohongan demi kebohongan. Hal tersebut mungkin saja sesuatu yang wajar; karena Citra menjadi suatu kebutuhan dan keharusan untuk banyak hal. Upaya memperbaiki citra pemerintah (yang berkuasa) ada di mana-mana, dan merupakan suatu keharusan.
Sayangnya, (sudah banyak) rakyat Nusantara yang tak bisa dibohongi dengan cara gaya politik percitraan; rakyat membutuhkan hal-hal yang konkrit (sesuai dengan janji ketika mau dipilih dan terpilih sebagai pemimpin), bukan janji-janji yang tak pernah ditepati. Rakyat tidak membutuhkan harapan yang tetap menjadi pengharapan; rakyat membutuhkan penggenapan dari janji-janji yang pernah diucapkan.
.... semua hal ini/tersebut sukar didapat (rakyat) dan sulit diberikan pemeritah ...
Karena sukar dan sulit tersebut, maka muncul atau dimunculkan berbagai macam bohong dan kebohongan (yang bersumber dari hulubalang negeri ); setiap hari muncul bohong dan kebohongan (yang) baru untuk menguatkan-membenarkan bohong - kebohongan lama (sebelumnya).