Egyptian President Mohammed Morsi swears in newly-appointed vice president, former senior judge, Mahmoud Mekki, in Cairo, Egypt, Sunday, Aug. 12, 2012. (AP Photo/Egyptian Presidency)Mohamed Mursi, merupakan presiden pertama Mesir setelah tergulingnya Husni Mubarak; kemenangannya membuat suara pekikan para pendukungnya terdengar sampai jauh. Presiden yang muncul dari/dan didukung penuh Ikhwanul Muslimin tersebut, terpilih dengan lebih dari 50% suara pemilih,  mengalahkan para kandidat lainnya.
Kemenangan Mohamed Mursi dan Ikhwanul Muslimin (organisasi Islam transnasional ini), membawa kekuatiran pada politisi kanan (di Mesir),termasuk kalangan agamawan sekuler, liberal, dan minoritas; kuatir karena memunculkan  penindasan baru Mayoritas terhadap minoritas. Akan tetapi, kuatir dan kekuatiran tersebut, pupus, Mohamed Mursi, melakukan gebrakan pertaman, gebrakan sejarah, ia akan mengangkta wakil presiden, dari kalangan Kristen Koptik, seorang perempuan, yang juga liberal.
Agaknya, dengan cara itu, (walau ini adalah salah satu cara, untuk menggalang persatuan bangsa Mesir), telah memberi rambu bahwa Mesir tidak menjadi negara dengan bentuk pemerintah berdasar agama (agama Islam); sehingga ada jaminan peran sipil sipil yang berdasarkan pada prinsip menghormati perbedaan suku, keyakinan, dan agama.
TETAPI, itu kisah JUNI 2012, kisah lama .....
Egypt Daily News, melaporkan Minggu, 12 Agustus 2012 lalu, Mohamed Mursi menyangkal bahwa telah berjanji memilih wakil Presiden dari komunitas Kristen Koptik, khususnya dari kalangan wanita; hal tersebut hanya sebagai atau dalam kampanye pemilihan Presiden. Mursi menyangkal akan mengangkat tiga wakil presiden dari tiga latar belakang berbeda, yakni: perwakilan pemuda, perwakilan Koptik dan perwakilan wanita, yang saat itu dianggap sebagai simbol keanekaragaman negara Mesir.
Mohamed Mursi memilih Mahmoud Mekki, mantan Kepala Deputi pada Pengadilan Kasasi Mesir, sebagai Wakil Presiden.  Agaknya, gembar-gembor demokrasi dan toleransi terhadap komunitas rakyat Mesir yang beragama Kristen Koptik di Mesir, ternyata hanya kampanye - bujuk-bujuk politik demi terpilih sebagai presiden - demi dukungan politik.
Dengan demikian, cara berpolitik seperti itu, maka menurutku, ia tak khan bertahan lama; akan muncul konflik-konflik kecil akibat sentimen SARA, dan kemudian membesar, lalu tak bisa tertengani; dan itu akan menjadi alasan kuat untuk meruntuhkannya. Entah siapa yang akan lakukan itu, menunggulah dengan sabar dalam rentang waktu. Ku pastikan Mursi akan tak bertahan lama, jika ia hanya mementingkan kelompok, dan bukan memerintah secara demokrasi.
Itulah POLITIK dan politik ...
Politik adalah kegiatan (rencana, tindakan, kata-kata, perilaku, strategi) yang dilakukan oleh politisi untuk mempengaruhi, memerintah, dan menguasai orang lain atau pun kelompok, sehingga pada diri mereka (yang dikuasai) muncul atau terjadi ikatan, ketaatan dan loyalitas (walaupun, yang sering terjadi adalah ikatan semu; ketaatan semu; dan loyalitas semu).
Dengan itu, dalam politik ada hubungan antar manusia yang memunculkan menguasai dan dikuasai; mempengaruhi dan dipengaruhi karena kesamaan kepentingan dan tujuan yang akan dicapai. Ada berbagai tujuan dan kepentingan pada dunia politik, dan sekaligus mempengaruhi perilaku politikus.
Maka dalam politik pun ada tipu - menipu serta perdaya dan diperdaya; rakyat Mesir yang beragama Kristen Koptik, menjadi contoh teranyar tentang mereka yang diperdaya politisi/kus Mesir.
Semuanya itu, paling tidak, telah menunjukan warna asli politisi yang berbasis agama dan keagamaan serta didukung oleh parpol - gerakan berbasis agama.
Itu di Mesir, dan semoga hal seperti itu, tak ada di NKRI
BERPOLITIKLAH dengan HATI dan ARAS, bukan dengan SARA ARAS, bisa juga menjadi anti rasis, anti sentimen sara. Aras juga merupakan aneka tindakan, kata, perbuatan yang bisa mencapai hati - rohani seseorang; sesuatu yang mendalam dan bermakna sehingga mempunyai kesan kuat serta tak terlupakan. Jadi, kampanye SARA diganti dengan kampanye ARAS; tidak melawan SARA dengan SARA; namun menghadapi kekuatan SARA dengan kelembutan ARAS. Oleh sebab itu, untuk kandidat Gubernur/Wakil Gubernur yang yang menjadi korban kampanye SARA, perhatikanlah, gunakanlah ARAS. Bicara dan bertindak serta lakukan sesuatu ke/pada para pemilih - rakyat, yang mencapai - menyentuh hati para pemilih Jakarta. Politik Aras, adalah politik yang elegan dan bermartabat; yang menunjukan kedewasaan politik seorang politisi; ia tak menggunakan uang dan benda lain, untuk membeli dukungan serta suara pemilih. Politik aras, adalah hati yang bicara kepada hati yang mendengar dan menerima; yang terbangun karena komunikasi yang sejajar, apa adanya, dan humanis, cinta damai, dan seterusnya. Sehingga jika tak terpilih sekalipun, ia tetap ada dalam setiap hati serta tak terlupakan. Janganlah kau mau jadi pemimpin, yang diawali dengan memecah-belah rakyat yang akan dipimpin.
1342143078519842898
- vulgar, porno, seksualitas dan pelecehan seksual
- ancaman, benci, kebencian, permusuhan
- makian - caci maki seseorang maupun kelompok
- sentimen sara, rasis, rasialis, diskriminasi, dan sejenisnya
- menyerang individu
- melenceng - menyimpang jauh dari topik yang dibahas
- komentar spam, isi komentar yang sama dan berulang-ulang pada/di satu tulisan - artikel - lapak
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H