foto koleksi deltapapa.wordpress.com
Hari ini, ada dua berita yang cukup menyebar di media online dan televisi, pertama adalah rencana prosesi pemakaman Pak Domo di Kalibata; dan yang kedua adalah terbentuknya gang motor patra - milik (dan asuhan POLRI). Untuk berita yang pertama, biasa-biasa saja; namun untuk news yang kedua, pembentukan gang motor patra, ini justur banyak mencuri perhatian publik.
Setelah melihat, rekaman berita di tv one, menunjukkan aksi gang patra yang tampil beda dari dari gang motor biasa. Gang Motot Patra (selanjutnya Patra) tampil lebih garang - seram - dan dilengkapi senjata laras panjang (mungkin organik brimob!?).  Anggota Patra adalah personil Brimob - POLRI. Patra dibentuk dengan tujuan patroli - menghalau - membubarkan gang-gang motor sipil yang melakukan pelanggaran.
Membentuk - terbentuknya Patra, bisa jadi merupakan aksi-aksi anarkhis - kekerasan brutal - pelanggaran hukum - pengrusakan, bahkan pembunuhan yang dilakukan gang-gang motor lainnya (baca juga Teroris Baru Tersebut: Gang Motor Berpita Kuning). Jadi, merupakan reaksi terhadap aksi-aksi sebelumnya.
Sebagai rakyat biasa, yang juga mengharapkan aman dan keamanan, tentu saja Patra bisa juga merupakan harapan baru. Masyarakat bisa melaporkan kepada mereka jika menemukan atau ada aksi-aksi gang motor (yang biasanya) rusuh - onar. Akan tetapi, belum ada no telepon yang siap dihubungi untuk mendatangkan Patra; atau masyarakat belum bisa meminta pertolongan mereka!?
Lebih dari semuanya itu, mungkin juga Patra dibentuk sebagai perlawanan resmi (dari POLRI) dan solusi terbaik!? Atau nantinya Patra sebagai suatu kekerasan melawan kekerasan!? hal seperti itu yang ditakutkan. Â Jika pada sikon tertentu, Patra melawan dengan kekerasan, maka justru akan merusak, dan tambah merusak masyarakat.
Lihat, coba kita renungkan ulang, pada masa-masa lalu, ketika aparat (dengan diam-diam maupun transparan) membentuk aneka front - laskar - pasukan sipil, dan lain-lain. Awalnya merupakan pasukan pelawan dari rakyat (sukarelawan yang resmi), namun belakangan menjadi ormas anarkhis yang suka buat onar dan sukar - tak bisa dikontrol oleh pendiri mula-mulanya.
Patra sebagai solusi dan antisipasi awal, memang perlu dan diperlukan, namun mereka bukan yang utama; yang utama adalah membangun kesadaran berbangsa - bernegara secara dewasa serta bermoral baik dan benar, termasuk ketaatan pada norma-norma dan hukum. Tanpa itu, membentuk sejuta pasukan keamanan pun tak berguna.