Mohon tunggu...
OPA JAPPY
OPA JAPPY Mohon Tunggu... profesional -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Acount Baru http://www.kompasiana.com/opajappy

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Bersahabat Beda Agama, Tak Masalah

10 Juni 2012   14:31 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:09 778
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1337348895613463306
1337348895613463306

“Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik”

Salah satu aspek terpenting pada rentang hidup dan kehidupan manusia adalah pergaulan sosial. Pergaulan (menyangkut, kenal dan kenalan, kawan, teman, dan sahabat atau persahabatan) dapat terjadi pada setiap waktu dan semua tempat, serta dengan semua pihak; juga sesuai dengan sikon kemanusian serta profesi masing-masing.

Persahabatan yang baik,  ada ikatan kasih persahabatan, mempunyai ciri-ciri, antara lain, melintasi batas-batas SARA; adanya kesetiaan; kebersamaan; dan keterbukaan serta kejujuran. Pada umumnya, persahabatan yang baik selalu menghantar pada suasana penuh kedamaian dan kesejahteraan. Mungkin, bisa terjadi perbedaan (karena berbagai alasan) dalam persahabatan, namun biasanya membawa pada perbaikan atau kearah yang lebih baik. [caption id="attachment_187117" align="alignright" width="300" caption="setara institute"]

1339336547580380850
1339336547580380850
[/caption] Berdasar survey setara institute, dalam/ketika membangun pertemanan - persahabatan,  perbedaan agama bukan halangan bagi pertemanan. Dengan kata lain, kesamaan agama bukan merupakan pertimbangan utama. Dan memang, (berdasar pengalaman dan pengamatan pribadi serta teman-teman seprofesi dan se lingkungan tempat tinggal) kenyataannya terjadi seperti itu, paling tidak, di lingkungan kampus, sekolah, atau pun bidang pekerjaan.

Mudah-mudahan, model hubungan sosial pada ranah persahabatan yang menembus tembok-tembok perbedaan sara tersebut, bisa langgeng atau bertahan lama. Hal tersebut, bisa saja terjadi, jika agama dan perbedaan agama dijadikan pertimbangan utama ketika membangun hubungan dengan orang lain. Jika itu terjadi, maka akan sering mendengar kata-kata bersifat sentimen sara; misalnya, jangan bergaul dengan dia, dia khan Kristen, Islam, Hindu, Budha, Khon Hu Cu, dan seterusnya; atau ngapain juga ku berteman dia yang tak sealiran dan se agama denga ku .... dan kata-kata sejenis lainnya. Atau jangan sampai terjadi, tiba-tiba sahabat - teman (kita) memutuskan persahabatan - pertemanan, gara-gara ia menjadi member organisasi keagamaan radikal, kemudian mengkafirkan semua yang berbeda dengan dirinya. Jika itu terjadi, maka lebih baik kita ikuti nasehat  orang-orang berhikmat bahwa, “Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.”

1338527815194645416
1338527815194645416

Abbah Jappy  P

link terkait Persahabatan yang buruk

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun