Mohon tunggu...
OPA JAPPY
OPA JAPPY Mohon Tunggu... profesional -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Acount Baru http://www.kompasiana.com/opajappy

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Opini Ngawur, Laris-manis

9 Mei 2013   17:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:51 1250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_253010" align="aligncenter" width="380" caption="tumblr.com/.gif"][/caption]

Saya, yang sementara baca atau membaca, sangat paham dengan apa yang dimaksud dengan opini ataupun pendapat; ya, ... opini merupakan rangkaian kata-kalimat yang dirangkum, dan mengandung hasil olah pikir (pribadi ataupun kelompok orang). Sehingga, dikenal opini pribadi, kelompok, opini ilmiah, opini hukum, dan dan lain sebagainya.

Di samping itu, ada juga yang kusebut sebagai opini ngawur - asal jadi; opini ngawur bisa lahir dari siapa saja, pada/dalam sikon santai, marah, serta seenaknya. Ko' bisa!? ya bisa, dan semua orang bisa lakukan itu. Opini ngawur, pada umumnya muncul atau lahir dari debat kusir, asal hantam, asal sampaikan, dan kadangn menyakitkan si pendengar, tapi karena disampaikan dalam sikon canda, humor, bahan lucu-lucuan,  maka yang dengar pun akan menjawab dengan opini ngawur yang sama.

Mengapa sering muncul atau ada opini ngawur - opini asal-asalan - opini lucu-lucuan;!? bisa terjadi karenamanusia adalah homo ludens, manusia yang bisa main-main atau lucu-lucuan. Karena itu, ada saja yang bisa dijadikan lucu-lucuan dan ngawur-ngawuran; yang penting ramai serta ikut ramai; yang ikut atau publish sesuatu.

Berangkat dari model dan pemahaman itulah, seringkali kugunakan kacamata opini ngawur untuk membaca tulisan di media sosial, blog, situs pribadi, termasuk Kompasiana ataupun situs media main stream dan lain sebagainya. 

Dengan itu, ketika menemukan banyak tulisan (bahkan ada yang laris manis dibaca dn dikomentari), dan kemudian menelusuri hal-hal yang ada pada tulisan dengan refrensi dari media/tempat lain, ternyata tak sedikit yang bertolak belakang, bahkan tak sesuai sikon dan konteks (yang dikutip/kutipan). Walau ada juga data yang valid, namun diputar/diarangkai begitu rupa, dihubung-hubungkan, dicocok-cocokkan, untuk mengguatkan pendapat.

Nah, .... namanya juga opini ngawur, maka semua cara ngawur pun dilakukan, demi laris manis terbaca.

Misalnya, ini cuma contoh: tulisan tentang pks, lhi, af, dan seputar kasus sapi; jika dibaca dengan teliti, maka yang muncul adalah tertawa-tertawaan, lucu, keluar rasa humor; kecuali orang yang urat syaraf humornya sudah putus dan mati. Bayangkan gara-gara kasus sapi, bisa setiap hari muncul tulisan (dan juga komentarnya); yang menurut saya, sangat banyak termasuk opini ngawur; asal nulis, asal jadi, ikut ramai, dan seterusnya. Dan tambah ngawur dan berngawur-berngawurnya lagi, muncul sekian banyak yang menanggapi tulisan/opini ngawur itu; tanggapan ngawur terhadap opini ngawur, maka ramailah lapak artikel tersebut.

Ada yang salah!? tak ada yang salah; namanya juga ikut ramai dan meramaikan.

Bagaimana dengan saya (yang sedang membaca) dan dia, orang lain yang suka menulis!? kita, mungkin ikutan terjebak dalam opini ngawur serta ikutan berkomentar ngawur.

Diriku pun juga pernah membuat opini ngawur dan publish di media sosial, termasuk Kompasiana; namun karena tujuannya hanya ikut ramai, maka tulisan itupun kemudian didraftkan.

Selama belum ada larangan ngawur maka berngawurlah anda atau sekali-kali lakukan kengawuran; namun yang penting adalah jangan muncul benci, kebencian, dendam, amarah, bahkan fitnah.

So jangan lupa menulis ...

[caption id="attachment_253009" align="aligncenter" width="246" caption="bukutk.com/"]
1368093701157394960
1368093701157394960
[/caption]

LINK TERKAIT/SUPLEMEN

Bisa dan Biasa Menulis, Tapi Tak Pandai Membaca

Baca dan membaca merupakan kegiatan mata, pikiran, otak yang sangat cepat; mata menangkap huruf, kata, kalimat, gambar, dan lain-lai yang ada dihadapannya atau terlihat; otak mengolahnya, dan selanjutnya berproses dengan sangat cepat; sehingga ada - muncul dari dalam diri: makna, pahami, tahu, dan seterusnya.

Baca - membaca, merupakan langkah paling mendasar pada seseorang agar mendapat input baru untuk/pada dirinya (sangat banyak hal, termasuk ilmu pengetahuan).

Sebelah lain dari baca - membaca adalah tulis - menulis. Seseorang yang bisa baca - membaca, maka ia pun bisa serta biasa tulis - menulis (adakah orang yang bisa membaca namun tak bisa menulis;!? tentu saja bisa jika ia tak punya jari untuk menulis, toh masih ada anggota tubuh yang bisa ia gunakan). Tulis dan menulis, juga bisa merupakan upaya mengungkapkan ulang (dari dalam arsip pikiran - otak) tentang apa yang pernah dibaca dan terbaca, serta tersimpan dalam pikiran.

Tulis - menulis, juga merupakan hal paling mendasar pada seseorang ketika ia mulai belajar; dan itu secara standar - normal gunakan alat tulis.  Pada perkembangan kemudian, tulis - menulis, walau masih gunakan anggota tubuh (terutama jari-jari tangan), alat yang dipakai untuk itu sudah semakin aneka ragam, misalnya mesin ketik, keypad, keyboard, dan seterusnya.

[caption id="attachment_253160" align="aligncenter" width="385" caption="bukutk/"]

13681607071978304649
13681607071978304649
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun