[caption id="attachment_239607" align="aligncenter" width="324" caption="Sumber Divisi Humas Mabes Polri/"][/caption]Beberapa hari yang lalu, sejumlah sejumlah Ormas Islam melakukan aksi di Mabes Polri, menggugat pelanggaran HAM berat oleh Densus 88 Anti Terorisme. Din Syamsudin sebagai pemimpin aksi, juga dihadiri oleh Syuhada Bakri (DDII), Abdullah Djaedi (Al-Irsyad), Cholil Ridwan (BKSPPI), Sadeli Karim (Mathlaul Anwar), Tgk. Zulkarnain (Satkar Ulama), dan Faisal (Persis). Setelah melakukan demonstrasi, yang pesertanya yang tak seberapa itu, pemimpin aksi Din Syamsudin, melakukan pernyataan pers ke/pada media massa, dan menyerahkan video (yang menurut Din, adalah bukti penyiksaan Densus 88 terhadap terduga teroris); pada waktu, ia juga menyatakan bahwa, [caption id="attachment_239820" align="alignright" width="275" caption="kompas.com/voa-islam"]
[/caption] " ... dalam video tersebut, Densus melakukan dugaan pelanggaran HAM meski tidak terdapat keterangan waktu dan lokasi kejadian. Video itu dikirimkan oleh orang tak dikenal dan diterima sekitar sepekan lalu. Video itu mudah ditelusuri sebab gambar terlihat jelas penyiksaan terhadap tersangka teroris dan luar biasa. Diikat kaki tangan, ditembak, diinjak-dinjak, dan ada yang bernada nuansa keagamaan."13622849191880837617Saya termasuk, yang percaya pada ucapan Din Sayamsudin tentang adanya video tersebut, dan dengan suatu keyakinan bahwa akan muncul di Youtube (yang mungkin berbeda dengan video-video yang saya dapatkan sebelumnya dari beberapa teman).
Setelah penyerahan video dan pernyataan pers oleh Din Syamsudin Cs tersebut, sampai saat ini, masih ada pro-kontra tentang pembubaran Densus 88. Tetapi, Mabes Polri tetap mempertahankan keberadaan Densus 88; bahkan Kabareskrim Polri menyatakan bahwa Densus 88 bubar, teroris menang.
Di samping itu, tindaklanjut dari penyerahan Video oleh Din Syamsudin Cs, ada dua catatan, sebagai berikut
Hari ini, Mabes Polri melalui Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigjen Boy Rafli Amar, menjelaskan tentang video yang diserahkan Din Syamsudin Cs tersebut. Menurut Boy Rafli Amar,
" .... anggota polisi dalam video yang beredar itu bukanlah Densus 88; yang ada dalam vidieo tersebut adalah para terduga teroris, ... kelompok yang meresahkan di tahun 2007. Kelompok pimpinan Rahman Kalahe alias Wiwin ialah orang-orang yang dalam video tersebut diinterogasi oleh anggota Brimob Polda Sulawesi Tenggara. Kelompok ini merupakan pelaku penggorokan tiga leher siswi di Poso pada tahun 2005.
Mereka juga dalang sejumlah aksi teror saat itu. Wiwin sendiri masuk dalam enam puluh orang paling dicari kepolisian saat itu. ... Dari Wiwin, polisi berhasil menyita dua ratus pucuk senjata api berbagai jenis yang diketahui didapatkan dari Filipina. Selain tentu saja sejumlah bahan pembuatan bom siap ledak. Interogasi yang ditayangkan dalam video ini sendiri dilakukan tak lama setelah dilakukan penggerebekan dan saat itu Wiwin dkk membawa senjata api jenis M16 dan MK3.
.... penyelidikan kepada para anggota Polda Sulteng ini masih dilakukan dengan berbekal video tersebut sebagai alat penelusuran."
Semoga jawaban tersebut dapat dipahami oleh Din Syamsudi Cs, juga masyarakat yang pro dan percaya pada video yang diserahkan oleh Din Syamsudin Cs, yang juga sudah beredar di mana-mana. Sangat disayangkan, orang sekaliber Din Syamsudin, begitu percaya pada isi video yang ia dapatkan, tanpa mempelajari atau melakukan telaah diam dengan koleganya, sehingga bisa melihat kebenaran yang ada pada video tersebut. Justru Din Syamsudin, langsung menjugde sebagai bukti otentik penyiksaan yang dilakukan oleh Densus 88 ke/pada tersangka teroris. Selanjutnya, ungkapan Din tersebut bergema, meluas, dan dinyaringkan oleh orang-orang yang kontra Densus 88.
Catatan Kedua:
Jika menyimak pernyataan pers dari Din Syamsudin, "...Video itu dikirimkan oleh orang tak dikenal dan diterima sekitar sepekan lalu, ...;" seakan-akan isi video tersebut baru atau belum lama, (sekali lagi, saya juga percaya pada kata-kata Din Syamsudin tersebut). Akan tetapi, jelang beberapa hari kemudian, video yang sama ada di Youtube [jika anda mempunyai acount di Youtube, maka bisa mendapat e-mail tentang video terbaru di Youtube]; percaya saya terhadap pernyataan Din Syamsudin tentang video penyiksaan tersebut menjadi luntur dan hilang. Dan itu, mendorong untuk mengetahui lebih banyak tentang video-video tersebut. Bahkan yang disebut Video penyiksaan Densus 88 terhadap teroris di Youtube, jika diperhatikan dengan teliti, maka tidak ada pernyiksa yang berkostum Densus 88 (yang sangat khas); walaupun judul vidio-video tersebut menggunakan kata-kata Densus 88.
Jika Din Syamsudin katakan bahwa "...Video itu dikirimkan oleh orang tak dikenal dan diterima sekitar sepekan lalu, ..;" maka sebetulnya video tersebut sudah ada di Youtube sejak tiga tahun lalu, bukan baru seminggu atau beberapa hari; dan sejak lama, saya juga sudah tahu atau melihat video-video tersebut.
Jika dengan key word densus 88 menyiksa teroris, mencari di Youtube, maka akan menemukan tiga halaman Youtube tentang hal itu. Tapi, jangan berhenti di situ, perhatikan video-video yang dideskripsikan oleh Din Syamsudin, " ... mudah ditelusuri sebab gambar terlihat jelas penyiksaan terhadap tersangka teroris dan luar biasa. Diikat kaki tangan, ditembak, diinjak-dinjak, dan ada yang bernada nuansa keagamaan.;" maka akan menemukan dua vidio yang sama (satu sejak 3 tahun lalu, dan satunya 1 Maret 2013). Gambar, suara, gerakan, dan kejadiannya sama persis. Akan tetapi, coba perhatikan baik-baik, ada video yang oleh si pembuat, menutupi pinggiran gambar sehingga tak terlihat siapa yang menyiksa/penyiksa. Pada video yang lainnnya, sangat jelas bahwa pelakonnya adalah anggota Berimob (seperti yang disampaikan oleh Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigjen Boy Rafli Amar).
= = =Â =
Berdasar dua catatan di atas; bagiku, upaya Din Syamsudin Cs, untuk evaluasi kinerja (atau bahkan membubarkan) Densus 88, adalah sesuatu yang baik, benar; akan tetapi janganlah gunakan hal-hal yang bersifat hoax. Karena, oleh banyak orang, Din Syamsudin dianggap atau merupakan tokoh yang diikuti kata-katanya, jadi hati-hatilah bersuara tentang sesuatu yang sekiranya bisa berdampak pro-kontra di/pada masyarakat luas.
Timbul pertanyaan, yang belum bisa kujawab, "Untuk apa atau tujuannya apa, sehingga Din Syamsudin gunakan video hoax!?" [caption id="attachment_240405" align="aligncenter" width="465" caption="kompas.com/ "]
[/caption]1362574540822083510LINK TERKAIT
Tanggapan Terhadap Din Syamsudin Cs
di atas Video 22 Februari 2010
di bawah Video 1 Mare 2013
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H