Mohon tunggu...
OPA JAPPY
OPA JAPPY Mohon Tunggu... profesional -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Acount Baru http://www.kompasiana.com/opajappy

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Buku Irshad Manji: BACA Sebelum Komentar (dan Jangan Asbun)

13 Mei 2012   01:23 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:23 1137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Baca - membaca kerja mata dan  otak serta berpikir. Proses baca - membaca (terjadi) begitu sangat cepat.  Coba anda bereksperimen dengan ini, Saya membaca dan mengerti yang ku baca. Ketika mata tertuju ke saya -kemudian masih mengucapkan dalam hati (atau pun suara kedengaran)-  pikiran - otak sudah membaca kata-kata berikutnya yaitu, "membaca;" Proses itu terjadi terus menerus, pikiran - otak - hati membaca lebih dulu daripada mulut mengucapkan.
Pada proses membaca (dengan suara dan tanpa suara) membawa-menghasilkan sejumlah input ke dalam/pada yang baca - membaca tersebut.  Input tersebut, bisa baik - tidak baik. Baca - membaca menghasilkan pemahaman baru; pemahaman tentang sesuatu yang baik maupun sebaliknya. SEBALIKNYA, (jika) tidak baca - membaca, maka tidak tahu; dan tidak tahu bisa berdampak pada ketidaktahuan; dan ketidaktahuan (karena tidak atau belum pernah membaca) menghasilkan bodoh dan kebodohan abadi atau yang terus menerus; menghasilkan orang-orang yang asal bunyi - asal omong, dan berlanjut pada aksi-aksi brutal.
Nah .....
Paling tidak itulah terjadi pada peristiwa yang dialami oleh Irshad Manji.  Buku pertamanya, sudah lama beredar di Nusantara, yaitu Beriman Tanpa rasa Takut; dan ketika ia datang, tak ada yang protes - tak ada yang brutal - tak ada yang asal komentar - asal bunyi - bahkan tak ada yang menolak berjamaah.  Akan tetapi, buku berikutnya ALLAH, LIBERTY and LOVE,  malah banyak orang membuat heboh dan kehebohan.
Padahal, pada buku pertama, ada juga berbagai tinjauan kritis terhadap agamanya (agama
1336870171966185239
1336870171966185239
Irshad Manji), yang cukup pedas terhadap cara beragama yang kaku - statis - tertutup - dan tersembunyi di balik aksioma-aksioma yang tak terbantahkan.
Mengapa mereka yang kini menolak Irshad Manji (ketika Beriman Tanpa Rasa Takut muncul di Nusatara) pada waktu itu diam!? Dan mengapa juga mereka heboh serta brutal ketika ada ALLAH, LIBERTY and LOVE?
Kemarin, ku isi libur Sabtu ku dengan, menelusuri banyak (dan sangat banyak) posting, komentar, dan tulisan tentang buku Irshad Manji; ku menelusuri kompasiana, voa-islam dan sejenisnya; komentar di page - grup facebook; dan berapa situs news yang menyediakan kolom komentar.
Hasilnya luar biasa; sebagian besar - sangat banyak yang posting - komentar datang dari mereka yang penuh ketidaktahuan akibat belum membaca buku-buku Irshad Manji; juga (hanya beberapa) muncul dari yang sudah membaca, namun salah pahami pesan yang terkandung dalam/pada buku-buku tersebut. Akibatnya, ya itu tadi, aksi-aksi mencaci - brutal - rusuh - rasis - dan sejenisnya; dan ini akibat tak baca - tak membaca, sehingga penuh ketidaktahuan dan cenderung bodoh.
Jadi, saya usul ke anda (yang sementara membaca), jika belum baca buku-buku Irshad Manji, maka bacalah [klik aja] atau download, file .pdf; jadi bisa jadi koleksi di notebook/pc anda BERIMAN TANPA RASA TAKUT ALLAH, LIBERTY dan LOVE
133491120497071734
133491120497071734
foto koleksi jappy.8m.net - tribunnews.com - kompasiana media library Jappy Pellokila

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun