foto koleksi pribadi
Radikal bisa bermakna amat keras menuntut perubahan; perubahan kearah masa depan dan (kembali) ke masa lalu; radikalis, mereka yang berpikir - bertindak - berwawasan radikal. Lambang - citra - simbol - image adalah sesuatu yang menyatakan maksud atau makna tertentu; sekaligus penggambaran isi atau kandungan ada di dalamnya. Damai bisa bermakna tak ada atau tanpa permusuhan, sikon aman, tanpa takut dan ketakutan; perdamaian bisa juga bermakna adanya hubungan yang damai - aman tenteram dengan siapa pun.
Secara umum, agama adalah upaya manusia untuk mengenal dan menyembah Ilahi [yang dipercayai dapat memberi keselamatan serta kesejahteraan hidup dan kehidupan kepada manusia]; upaya tersebut dilakukan dengan berbagai ritus [secara pribadi dan bersama] yang ditujukan kepada Ilahi. Secara khusus, agama adalah tanggapan manusia terhadap penyataan TUHAN Allah. Dalam keterbatasannya, manusia tidak mampu mengenal TUHAN Allah, maka Ia menyatakan Diri-Nya dengan berbagai cara agar mereka mengenal dan menyembah-Nya.
foto koleksi pribadi
Umat beragama (mereka yang menganut agama tertentu) atau siapa pun yang mengikatkan dirinya pada agama, tentu memahami makna dan fungsinya mengapa ia beragama. Ajaran-ajaran Agama (jika belum berubah menjadi bukan agama),  menurut tokoh-tokoh agama,  bisa membawa perubahan pada berbagai aspek hidup dan kehidupan manusia (pada masa kini serta masa akan datang/masa depan; di Bumi dan Akhirat).
Agama mempunyai banyak fungsi, dan salah satu fungsinya (ini fungsi agama yang sangat baik dan benar) adalah adanya damai dan perdamaian dengan semua orang (semua manusia, walau berbeda agama - kepercayaan, sesama manusia yang beragama dan tak beragama). Karena di/dalam/pada agama-agama ada lambang-simbol- ajaran tentang damai dan perdamaian. Saya masih yakin (dan untuk sementara belum berubah)Â bahwa tidak ada satu pun agama yang anti dan menolak damai serta perdamaian.
Sayangnya ..... tidak semua tokoh agama dan umat beragama memahami makna tersebut di atas; tidak semua tokoh agama dan umat beragama mencintai damai dan perdamaian. Mereka adalah para tokoh agama yang radikal-radikalis, yang muncul dari ajaran-ajaran intoleran, fanatik membabi-buta, berwawasan sempit; mereka hanya memahami teks-teks keagamaan yang harfiah dan terbatas makna serta aplikasinya. Para tokoh seperti itu, biasanya menghasilkan umat atau pengikut yang sama atau serupa, yaitu bersifat radikal-radikalis dan sejenisnnya.
Agaknya model seperti itu, model radikal-radikalis yang melupakan lambang-lambang damai dan perdamaian, terus menerus terjadi, maka akan memunculkan sinisme terhadap agama, kemudian berlanjut pada anti agama. Dan dengan itu memunculkan kaum agamawan yang menciptakan manusia menolak agama dan TUHAN. Karena  manusia bisa menolak agama, karena sebab-akibat tertentu. Artinya, jika ia atau mereka terus menerus berada dalam sikon penderitaan, kemelaratan, putus asa, dan tanpa pertolongan oleh siapa pun (termasuk dari umat yang taat beragama), maka melahirkan suatu sikap penolakan radikal terhadap agama-agama.
Mungkin, pada awalnya hanya menolak manusia yang beragama, namun dalam perkembangan selanjutnya, menyebar menjadi anti agama; karena lebih baik tak beragama, daripada alami penderitaan-penindasan-anarkhisme akibat beragama.
1330218877323990690foto koleksi pribadi
JAPPY PELLOKILA
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H