Mohon tunggu...
OPA JAPPY
OPA JAPPY Mohon Tunggu...
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Acount Baru http://www.kompasiana.com/opajappy

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penjelasan Singkat The Ten Commandment

18 Maret 2012   10:54 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:52 999
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap bangsa, suku, sub-suku, pada sikonnya masing-masing, selalu ada dalam/terikat pada suatu ikatan rule yang harus ditaati. Hukum-hukum tersebut, menjadi pedoman dasar dan bahkan menurunkan hukum-hukum - aturan-aturan berikutnya. Demikian juga Orang-orang Yahudi (yang pada masa lalu, mereka menyebut diri sebagai Umat Pilihan Allah), mereka mempunyai keyakinan klasik bahwa Musa, Sang Nabi, telah menerima serangkaian HUKUM dari TUHAN; dan mereka sebut HUKUM TAURAT atau TORAH.

Salah satu bagian TORAH [Ibrani] dan Nomos [Yunani] dengan kata, Hukum, Hukum Taurat, Hukum TUHAN, Pengajaran, Hukum Allah, Taurat Musa, Taurat TUHAN, Firman. Salah satu bagian dari TORAH tersebut adalah DASA TITAH  - Sepuluh Hukum atau sering disebut The Ten Commmands/ment.

Walaupun Kekristenan berbeda dengan Yudaisme; Umat Kristen, juga mengamini DASA TITAH -  Sepuluh Hukum, sebagai peraturan (moral dan Ilahi) yang patut ditaati.

Penjelasan Singkat DASA TITAH

Hukum  Pertama, Tidak boleh menyembah Allah lain. “Jangan ada padamu allah lain” bermakna bahwa Allah  yang menyatakan Diri kepada umat-Nya, ialah TUHAN atau YHWH. TUHAN Allah yang menyatakan Diri kepada mereka adalah Allah yang Esa;  TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu Esa, karena TUHAN itu Esa, maka manusia  harus mengasihi-Nya dengan segenap hati, jiwa dan kekuatan. Mereka harus tetap percaya  kepada TUHAN, Allah tidak boleh menyembah dewa-dewi atau berhala. Semua dewa-dewi atau berhala bahkan apapun yang diutamakan dalam hidup dan kehidupan, lebih dari TUHAN Allah, disebut “allah lain”

Hukum Kedua, Tidak boleh membuat patung dan menyembahnya; Pada hukum yang kedua ini bukan berarti TUHAN Allah menolak hasil kebudayaan dan kreativitas manusia. Akan tetapi, Manusia dilarang  untuk membuat patung dari benda-benda yang ada di alam semesta atau hasil ciptaan, kemudian menyembahnya sebagai TUHAN Allah. TUHAN Allah memberi kebebasan kepada manusia agar memilih cara, tempat dan waktu untuk menyembah-Nya, tetapi pusat penyembahan itu hanya pada Dia yang tidak terlihat. Ia adalah Roh, oleh sebab itu, barangsiapa yang menyembahNya harus dalam roh dan kebenaran. TUHAN adalah Allah yang hidup, dan tidak dapat dilihat serta di batasi dalam bentuk patung. TUHAN Allah hanya dimengerti melalui iman serta keyakinan bahwa Ia ada, Ibr 11:6. Ia tidak dapat dibayangkan dengan patung, emas, perak atau batu berukir.

Hukum Ketiga, tidak menyebut nama TUHAN Allah secara sembarang.  Dalam Alkitab, manusia menyapa Allah dengan berbagai sebutan, tetapi yang dimaksud adalah TUHAN. Dalam PB, TUHAN Allah menjadi manusia dan hadir di dunia, dikenal dengan nama Yesus, yang berarti Keselamatan yang dari TUHAN Allah. Contoh penyebutan nama TUHAN Allah dengan sembarangan, antara lain, sebagai kata seru ketika terkejut, marah, kecewa, dan lain-lain; sebagai semacam “jimat” dengan mengucapkan nama TUHAN berulang untuk mendapat sesuatu; untuk menyumpah sesuatu secara rutin; menunjukkan diri sebagai orang saleh, angkuh dan sombong, dan lain sebagainya.

Hukum Keempat, ingat dan kuduskan hari Sabat;  hari Sabat adalah hari ketujuh. TUHAN Allah mengkhususkan hari Sabat untuk manusia agar digunakan untuk menyembah-Nya. Melalui perintah keempat, TUHAN Allah berkomunikasi dengan umat-Nya, sehingga mereka dapat menyembah-Nya; umat harus menyediakan waktu pada hari yang telah disediakan TUHAN Allah tersebut untuk berdialog dengan-Nya melalui ibadah; TUHAN Allah rela memberi waktu-Nya untuk bergaul khusus dengan manusia.

Hukum Kelima, menghormati orang tua. Dalam arti yang sempit, orang tua hanya terbatas pada ayah dan ibu, secara luas menyangkut guru, pemimpin gereja, majikan, pemimpin dalam pemerintahan, orang yang dituakan, dll. TUHAN Allah telah memberi tugas istemewa kepada orang tua dalam hal mendidik anak-anak untuk mengenal-Nya, dan membesarkan mereka di dalam TUHAN. Orang tua [di samping sebagai ayah dan ibu] adalah sebagai tanda kewibawaan TUHAN atas dan dalam hidup anak-anak. Oleh sebab itu, anak-anak harus menghormati orang tuanya, karena merekalah yang pertama-tama ditugaskan TUHAN untuk memimpin, mengajar dan memerintah anak-anak. Menghormati orang tua lebih luas dari sekedar  memanggil mereka bapak, ibu, papi, mami, dan lain-lain. Hal itu adalah, orang tua harus dijunjung tinggi tapi tidak boleh didewakan, karena TUHAN Allahlah yang harus diberi tempat tertinggi; ayah dan ibu harus diakui sebagai orang tua oleh anak kepada siapapun dan di dalam keadaan apapun; menghargai segala sifat-sifat istimewa dan bakat-bakatnya serta kekurangan-kekurangannya; selalu bersifat sopan dalam segala hal kepada mereka menaati semua perintahnya. Perintah kelima sekaligus mengandung janji untuk masa depan anak-anak, yaitu umur panjang dan berbahagia.

Hukum Keenam, tidak membunuh. TUHAN Allah yang memberi  hidu pada manusia. Oleh sebab itu, manusia harus menghormati, memelihara dan memperhatikan serta menatanya dengan baik. Oleh sebab itu,  dalam perintah keenam Ia melarang segala sesuatu bisa  mengancam manusia. TUHAN Allah melarang semua tindakan sengaja [misalnya, membunuh, pengguguran kandungan, menyuntik mati orang yang sudah uzur dan penyakitnya tidak tersembuhkan] dan tidak disengaja [misalnya, pembunuhan tidak terencana] sehingga mengakibatkan orang lain kehilangan nyawanya.

Hukum Ketujuh, tidak boleh berzinah. Perintah ini melindungi hidup dan kehidupan perkawinan, dan juga setiap keinginan dan tindakan seksual pranikah dan di luar nikah atau perkawinan merupakan perzinahan. Di samping itu, adanya larangan berzinah, karena kehidupan seksual [dalam arti keinginan dan tindakan seksual] hanya boleh terjadi dalam perkawinan; perkawinan [dan segala hal yang menyangkut kehidupan seksual] harus dijunjung tinggi sebagai pemberian TUHAN Allah; tubuh orang percaya telah menjadi kediaman Roh Kudus.

Hukum Kedelapan, tidak mencuri. Mencuri adalah mengambil milik orang lain tanpa izin secara tidak sah, biasanya dengan sembunyi-sembunyi. Harta yang dimiliki oleh  seseorang harus di mengerti sebagai pemberian TUHAN, sehingga bukan hanya dipakai untuk diri sendiri tetapi juga demi kemulian TUHAN. Manusia harus menjauhkan diri dari segala pencurian, korupsi dan tipu daya terhadap milik orang lain.

Hukum Kesembilan, tidak berdusta. Perintah ini melarang manusia melancarkan tuduhan palsu terhadap sesamanya. Manusia [seseorang] berdusta disebabkan karena untuk membela diri, takut dihukum, marah, iri, dan lain-lain. Semuanya itu berdasarkan niat dalam hati orang yang mengucapkan saksi dusta untuk mencari keuntungan diri sendiri. Alkitab dengan tegas menyatakan bahwa semua dusta adalah dosa.

Hukum Kesepuluh, tidak mengingini milik orang lain.  Manusia dilarang melakukan dosa melalui perbuatan-perbuatan dan keinginan yang timbul dalam hati.  Keinginan yang ada dalam diri manusia, bila tidak dikuasai, dapat menimbulkan perbuatan atau tindakan yang berlebih-lebihan. Manusia harus menguasai keinginannya, bukan sebaliknya. Jika keinginan [apalagi keinginan yang negatif, sehingga merugikan orang lain] mengusai seseorang maka ia bisa saja mendapatkannya dengan penipuan, pemalsuan, perampokkan, pembunuhan, fitnahan, korupsi, dan lain sebagainya.  Perintah kesepuluh bertujuan agar manusia melindungi dan menolong orang lain untuk memelihara miliknya; menolong sesama manusia menggunakan segala yang ada padanya dengan rasa aman; memelihara kerukunan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

13317950432089036650
13317950432089036650

Do not worship any god except me.

Do not make idols that look like anything in the sky or on earth or in the ocean under the earth.

Don't bow down and worship idols. I am the LORD your God, and I demand all your love. If you reject me, I will punish your families for three or four generations.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun